Petir Sambar Pasutri Asal Buleleng - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Peristiwa

Petir Sambar Pasutri Asal Buleleng

×

Petir Sambar Pasutri Asal Buleleng

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi disambar petir

Reporter: SDM

Buleleng Bali, Jumat (25/11/2016) suaraindonesia-news.com – Petir atau disebut kilat atau juga bisa disebut halilintar merupakan fenomena alam yang umumnya terjadi pada saat musim penghujan, yang diawali dengan kilatan cahaya. Sesaat kemudian akan terdengar suara menggemuruh yang disebut dengan guntur atau gluduk dalam bahasa Jawa. Kenapa terlihat cahaya dulu, baru kemudian terdengar suara? Ini terjadi karena adanya perbedaan waktu kemunculan yang diakibatkan adanya selisih antara kecepatan suara dengan kecepatan cahaya.

Kali ini petir menyambar pasangan suami istri (pasutri) Kadek Suari Budaya alias Kadek Apel (38) dan putu ekayanai (31). Pasangan yang tinggal di Banjar Dinas Alas Harum, Desa Bengkulun, Kecamatan Sawan, Buleleng. Masyarakat menduga telah mneninggal dunia setelah tersambar petir.

Namun tuhan berkehendak lain, pasangan ini berhasil selamat dan tetap hidup kisah pasangan ini pun menyebar dari mulut ke mulut dan jadi perbincangan hangat warga di Desa Bunkulan.

Kisah ajaib pasangan ini berawal saat mereka melakukan aktivitas bersama di sungai pada Rabu (23/11) siang lalu, sekitar pukul 13.30. Suari memilih berendam di sungai, karena merasa kepanasan. Sementara istrinya mencuci di sungai.

Baca Juga :  60 TKI Asal Kepulauan Sumenep di Pulangkan Paksa

Keduanya pun berada dalam posisi bersebelahan, pasanagan ini memang biasa melakukan kegiatan mandi dan mencuci di sungai. Ini karena hanya sungai berjarak 15 meter dari rumahnya.

Saat itu cuaca memang terlihat kurang bersahabat, awan mendung tebal pun berarak di sisi selatan desa, namun mereka tetap cuek melakukann aktivitas mandi disunagai. Apa lagi disana bukan mereka berdua saja yang beraktivitas disungai. Tapi, ada beberapa lain warga yang tengah berendam dan mencuci

Ketika sedang asik berak tivitas disungai, tiba-tiba terdengar suara menggelagar. Rupanya kadek suari tersambar petir, sementara istritnya yang berada disebelahnya lang sung terlempar dan jatuh pingsan, wargapun dibuat kaget dengan kejadian itu, karena peristiwanya terjadi dengan cepat.

Salah seorang saksi mata, Komang Lanang (16), mengaku melihat secara langsung peristiwa itu. Saat itu dia beredam bersama dua rekannya yang lain. Ketika kejadian dia tidak sempat melihat petir menyambar tubuh kadek suari, namun, ia melihat ada air yang muncrat dan batu yang ikut berterbangan. Tak lama ia kemudian melihat tubuh Ekayani terpental dan terapaung dalam kondisi tak sadarkan diri.

Baca Juga :  HUT Sultra Ke-53, Buton Bakal Tampilkan Kain Tenun Khas Daerah

“Jarak saya sekiatra 10 meter di utara merek. Pokoknya ada suara Suari, air dan batu itu terbang. Saya lihat istrinya terpental dan terapung, pohon kelapa tempat saya mandi pun hangus terbakar. Waktu itu langsung saya tahu pak Kadek Apel Sander Tatir disambar petir,” katanya.

Salah satu rekannya lantas keluar dari air dan teriak meminta bantuan warga. Sementara dia dan rekannya yang lain, berusaha menyelamatkan Ekayani. Sedangkan kadek suari tetap berada disungai dalam kondisi gemetar. Warga langsung dibuat gempar dan turun ke  sungai, dan berusaha mengevakuasi keduanya ke RSUD Buleleng.

Saat kejadian memang dibuat ketakutan, karena beberapa rumah juga disambar petir. Bahkan disebut ada 11 ruamah dikawasan tersebut yang eletroniknya rusak karena tersambar petir.