KOTA BOGOR, Jumat (07/09/2022) suaraindonesia-news.com – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul awal, yakni 8 Oktober 2022, Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir ingatkan para pegawai untuk mencintai Rasulullah dengan kecintaan yang sebenarnya.
Melalui kecintaan kepada nabi itu, kata dia, akan membawa umatnya untuk menjadi manusia yang akan mengenal dan mengingat akan keagungan Allah SWT serta meneladani Akhlakul Karimah dari baginda Nabi Muhammad SAW.
“Nabi Muhammad diutus agar manusia menjadi pribadi yang mengenal Allah. Karena hakikatnya tujuan kita datang ke bumi yang fana ini bukan untuk menjadi manusia yang terlalu mencintai dunia, mengejar jabatan, atau menjadi pengusaha yang sukses,” ujarnya dalam pengajian rutin yang dilaksanakan setiap hari Jumat (07/10).
Ia juga mengingatkan kembali mengenai perjuangan Nabi Muhammad dalam menyiarkan agama Islam. Dimana Rasulullah, pada masanya, terus menyampaikan risalah meski harus berpeluh darah.
Seperti kata pepatah, tidak ada usaha yang sia-sia, demikian pun dengan dakwah sang baginda Rasul. Semua itu terbayar, dengan keadaan kita hari ini yang masih dapat menikmati ajaran Islam sebagai agama Rakhmatan lilalamin.
Dirut melanjutkan, Nabi Muhammad tidak dilahirkan dari keturunan raja. Nabi juga tidak dilahirkan dari keluarga yang kaya raya. Namun, Nabi Muhammad lahir dalam keadaan yatim, lalu ditinggal ibunda tercinta saat usia 6 tahun. Muhammad belia tumbuh dalam pendidikan yang ketat oleh kakek dan pamannya.
Kondisi dan situasi tersebut membuat Rasul telah terdidik untuk bersikap tegar dengan setiap ujian yang diterimanya.
“Untuk itu, sebagai umat Nabi Muhammad, kita harus mencontoh suri tauladan beliau. Salah satunya, dengan menjadikan ibadah sebagai sebuah kebutuhan dan bukan kewajiban semata,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di RSUD Kota Bogor ini juga menyinggung, agar senantiasa sebagai umat akhir zaman selalu peka terkait fenomena bencana yang terjadi di Bumi Indonesia.
Menurutnya, bencana terus melanda negeri ini. Dimana ratusan supporter sepak bola meninggal di stadion Kanjuruhan Malang. Selanjutnya, fenomena banjir di Jakarta, hingga tanah bergerak.
“Bencana yang menimpa negeri ini, menjadikan kita kembali muhasabah diri atas segala dosa yang kita perbuat selama ini. Andaikan gunung bisa bicara, betapa marahnya ia pada manusia. Mungkin ia akan memuntahkan lahar-lahar panasnya, karena kesombongan manusia dan tidak mau menyembah Allah,” tegasnya.
Reporter : Iran G Hasibuan
Editor : M Hendra E
Publisher : Nurul Anam













