Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Pendidikan

Perawat RSUD Langsa Bantah Melakukan Pelecehan Sexual Terhadap Pasien

Avatar of admin
×

Perawat RSUD Langsa Bantah Melakukan Pelecehan Sexual Terhadap Pasien

Sebarkan artikel ini
RSUD Langsa
RSUD Langsa

Reporter: Rusdi Hanafiah

LANGSA ACEH, Minggu (26/2/2017) suaraindonesia-news.com – Setelah dilaporkan ke pihak Kepolisian, Khairul Azmi, salah seorang Perawat yang bertugas di RSUD Langsa, membantah tuduhan pelecehan sexual terhadap salah satu pasiean.

“Apa yang telah dilaporkan pihak keluarga pasien Epilepsi, itu tidaklah benar jika saya melanggar aturan dalam melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di RSUD Langsa,” kata Khairul Azmi kepada suaraindonesia-news.com. Minggu (25/2/2017).

Saat itu seorang pasien benama Wiwid Anggraini, 20 tahun Mahasiswi Cot Kala Langsa. Dirawat karena rujukan keluarga ke Rumah Sakit Umum Langsa untuk penyembuhan penyakit Epilepsi yang dideritanya, sedang kami rawat di ruangan ICU RSUD setempat.

Seperti yang dilaporkan pihak keluarga pasien asal warga kabupaten aceh timur, yang anaknya mengalami penyakit Epilepsi sedang dalam perawatan medis sehingga menuduh dirinya melakukan pelecehan terhadap pasien ke polres Langsa, pada rabu kemarin (22/2/2017).

Atas tuduhan laporan keluarga pasien tersebut, saya menilai itu kesalah pahaman bahwa dirinya menjalankan tugas perawatan sudah sesuai SOP petunjuk tehnis, akan tetapi pihak keluarga tanpa koordinasi saat itu melaporkan khairul azmi, selaku tim medis di RSUD Langsa.

“Saya menjalankan tugas, untuk melayani kesembuhan pasien sedang membetulkan selang oksigen yang terpasang di dagu pasien untuk dibetulkan secara medis demi mendapatkan perawatan secara baik,” Ujarnya.

Baca Juga :  Djarum Foundation Seleksi Ribuan Calon Penerima Beasiswa di Surabaya

Tugas yang dijalankan untuk memeriksa kesehatan pasien sambil memanggil manggil nama pasien dan menanyakan apakah sudah terasa oksigen yang dipasangkan tersebut, saat itu dirinya melihat kabel elektroda pasien tercabut dan digaruk garuk pasien itu sendiri.

Karena melihat hal itu dirinya langsung mengambil kabel tersebut dengan tangan kiri dan meletakannya diposisi yang seharusya di posisi pasien yang sedang dalam perawatan medis karena tangan kanannya lagi memegang selang oksigen untuk di pasang pada hidung pasien yang saat itu, pasien tersebut berada dalam kondisi sadar karena menggumam sewaktu dipanggil olehnya.

“Semua itu tidaklah benar, saya bekerja sesuai petunjuk kesehatan dalam melayani pasien dan bersikap santun sesuai tugas jabatan saya yang telah disumpah dan patuh kepada setiap aturan yang ditetapkan oleh RSUD Langsa,” tegasnya.

Sementara ketika itu, lanjutnya, saya melihat elektroda yang sudah saya diletakan pada pasien tiba tiba mencekal tangannya dan menjerit sambil memaki makinya. Mungkin saja menurut Khairul Azmi, pasien tersebut mulai kambuh epilepsinya dengan sepontanitas dirinya langsung karena melihat kondisi pasien lagi menjerit, lalu dirinya mengambil tindakan medis untuk membantu pasien.

Baca Juga :  Tingkatkan Mutu Pendidikan, Pemkab Pamekasan Bersama IAIN Madura Teken MoU

“Bertepatan itu juga, diruangan yang sama turut disaksikan oleh pasien dan keluarga lainnya yang ada di ruangan ICU bahkan layar batasan penutup diruangan terbuka lebar (terbuka) untuk mengecek semua pasien yang berada di dalam ruangan ICU.” jelasnya.

Hal sebada disampaikan Humas RSUD Langsa, Helmiza Fahri, ia juga membantah tuduhan itu, seraya menjelaskan apa yang dilakukan petugas perawat adalah murni tindakan medis dan sudah sesuai SOP. Seperti mengechek selang oksigen dan peralatan lain yang digunakan pasien di ruang ICU.

“Tuduhan intimidasi juga tidak benar, namun jika dari keluarga pasien ingin membuktikan kebenaran lewat jalur hukum, itu haknya dan pihak perawat juga akan membuktikan yang sebenarnya.” Terang Helmiza.

Meskipun demikian baik perawat maupun RSUD Langsa, tetap mengutamakan memberikan pelayanan kesehatan yang baik terhadap masyarakat.

“Jikapun ada kesalah pahaman antara masyarakat pasien dan keluarga pasien diharap bisa diselesaikan bersama dengan cara yang lebih baik, karena pihak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, adalah milik semua masyarakat yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah Kota Langsa, hal ini demi melayani kesehatan terhadap pasien, bukan kami mencari kesalahan sesuai tehnik medis.” Tegas Helmiza.⁠⁠⁠⁠