Pencairan BST di Desa Jatisari Kecamatan Arjasa Diduga Amburadul

oleh -349 views
YT saat berdiri di pintu rumah gubuknya di Dusun Bandusa.

SITUBONDO, Selasa (27/10/2020) suaraindonesia-news.com – Dana Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk warga miskin terdampak Covid -19 di sejumlah dusun di Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, diduga amburadul.

Sebab, sejak pencairan bulan Maret, ada sejumlah lansia yang terkafer sebagai penerima di data Kementrian sosial Republik Indonesia (Kemensos RI), hingga berita ini ditulis belum pernah menerima sepeserpun dana bantuan tersebut.

Padahal setelah dicek baik di Dinas Sosial (Dinsos) Situbondo, data para lansia yang terdata di Kemensos RI tersebut ternyata namanya masih sebagai penerima bantuan.

Ironisnya, begitu ditelusuri di Kantor PT Pos Indonesia yang berkantor di jalan Ahmad Yani Situbondo, malah mengejutkan. Sebab, bantuan atas nama YT (60), warga Dusun Bandusa, SHN (55) warga Dusun Campalok, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, sudah ada yang mengambilnya.

“Didata Kemensos ada dan setelah itu di cek di Dinsos juga ada. Nah, begitu di ditanya ke Kantor Pos ternyata sudah ada yang mencairkan. Padahal baik YT maupun SHN tidak pernah menerima karena tidak ada undangan. Lantas siapa yang mengambil,” kata salah satu pemerhati warga miskin, Eko Yulianto.

Selain itu, lanjutnya, masih ada beberapa warga yang juga terkafer tapi belum menerima dana bantuan Covid 19, seperti SYT, SW warga Dusun Polay. Namun belum saya cek ke Dinsos dan Kantor Pos.

“Kalau datanya sama seperti dua warga itu dan juga belum menerima. Jadi, saya curiga ini ada yang bermain hingga undangannya tidak sampai kepada pemanfaat. Ini akan saya tindaklanjuti melalui proses hukum. Kasihan warga miskin mas,” imbuhnya.

Dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kepala Pos Kecamatan Arjasa, Purwadi mengatakan, bahwa BST atasnama YT itu sudah ada yang mencairkan. Sedang yang SHN belum diambil dan masih di kantor pos.

“Yang YT sudah ada yang mencairkan, inisialnya ED yang mengaku cucunya. Untuk yang SHN masih ada di kantor. Sedang data lainnya akan di cek dulu,” kata Purwadi seraya menutup pembicaraan.

Reporter : Ugik
Editor : Amin
Publiser : Ela

Tinggalkan Balasan