SUMENEP, Rabu (04/09) suaraindonesia-news.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, bekerja sama dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur serta SKK Migas telah turun tangan meninjau sumur bor yang memunculkan air bercampur minyak bumi di Desa Batang-batang Laok, Kecamatan Batang-batang.
Temuan ini mengundang perhatian berbagai pihak, mengingat potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan. Baik dari perhatian Pemkab Sumenep melalui Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Sumenep, dan instansi terkait untuk melakukan investigasi lebih lanjut demi memastikan keselamatan warga.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep, Dadang Dedy Iskandar, mengungkapkan bahwa berdasarkan alat pendeteksi yang digunakan pada Selasa (03/09/2024), sumur tersebut tidak mengandung H2O atau air, melainkan hanya mengandung gas metan dalam jumlah yang sangat kecil.
“Hasil deteksi sementara menunjukkan bahwa air dari sumur bor ini bercampur dengan gas bumi, namun tidak ada kandungan yang berbahaya. Kandungan gas metan sangat kecil, dan tidak ada H2O,” jelas Dadang pada Rabu (04/09/2024).
Lebih lanjut, Dadang menambahkan bahwa petugas dari ESDM Jawa Timur telah mengambil sampel air dari sumur bor tersebut untuk dilakukan penelitian lebih lanjut di laboratorium.
“Kami menunggu hasil penelitian dari ESDM Jawa Timur,” ujarnya.
Saat ini, pihak Pemkab Sumenep mengimbau warga sekitar untuk menghindari lokasi sumur bor tersebut.
“Kami telah memasang garis polisi di sekitar sumur, dan sementara sumur itu ditutup. Masyarakat dilarang mendekati lokasi karena ada kekhawatiran jika ada yang bermain api. Meskipun kandungan gas metan kecil, tetapi percikan api bisa memicu bahaya,” kata Dadang.
Diketahui, sumur bor milik M. Suhayu yang digali pada November 2023 ini mulai memunculkan air bercampur minyak bumi sejak Sabtu lalu, saat pemilik sumur melakukan pengecekan.