Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
RegionalSosial Budaya

Pemkab Jember Latih Masyarakat Teknik Basic Life Support

Avatar of admin
×

Pemkab Jember Latih Masyarakat Teknik Basic Life Support

Sebarkan artikel ini
aaas
Instruktur sedang melatih masyarakat Jember tentang teknik Basic Life Support. (Foto: Guntur/SI)

JEMBER, Minggu (3 Desember 2017) suaraindonesia-news.com – Pernahkah Anda melihat kondisi darurat dimana orang di depan Anda tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri ? Apa yang akan Anda lakukan dalam keadaan darurat ini ?

Basic Life Support (BLS) adalah cara untuk memberikan pertolongan pertama pada kondisi darurat seperti ini dimana hidup seseorang bisa terselamatkan pada 5 menit pertama dengan pijat jantung.

Pemkab. Jember melalui Dinkes setempat bersinergi Ikatan Dokter Indonesia berinisiasi untuk melatih masyarakat Jember agar menguasai teknik BLS.

Ketua Panitia, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Suryono mengatakan bahwa 5 menit pertama adalah waktu emas dalam menyelamatkan hidup sesorang melalui pemberian pertolongan pertama berupa pijat jantung.

Baca Juga :  Sound Stone Site in Jember, Visited By Foreign Tourist

Baca Juga: Tak Hadiri Seminar Pemuda Tanggap Bencana, Kanit Lantas Sumbersari: Jangan Dicontoh Sikap Tidak Baik Pihak Kelurahan Wirolegi 

“Kondisi darurat dengan terhentinya jantung bisa terjadi dimana saja, maka dari itu, tidak hanya tenaga kesehatan, justru masyarakat awam harus bisa teknik BLS ini,” ungkap dr. Suryono di sela-sela Pelatihan BLS kepada ribuan masyarakat Jember yang bertempat di Aula GOR PKPSO Jember, Minggu (3/12) pagi.

aaaa
Instruktur sedang melatih masyarakat Jember tentang teknik Basic Life Support. (Foto: Guntur/SI)

dr. Suryono menguraikan cara untuk memberikan dengan diawali dengan menepuk pundak orang yang tidak sadar untuk memastikan atau mengidentifikasi apakah benar-benar tidak sadarkan diri.

“Pertama, pundaknya ditepuk beberapa kali sambil dipanggil, jika tetap tidak ada respon baik berupa gerakan maupun suara, maka berteriaklah untuk meminta tolong untuk mengaktifkan sistim emergency,” urainya.

Baca Juga :  Pemkab dan DPRD Sumenep Diduga Tak Serius Atasi Galian C dan Mafia Pupuk

Saat itulah bisa dilakukan pijat jantung dimana untuk mengetahui lokasinya, lanjut dr. Suryono, dengan membagi dua tulang dada, bagian terbawah dibagi dua lagi.

“Disitulah lokasi pijat jantung,” tambah dr. Suyono.

Sedangkan untuk kecepatannya yaitu 100-120 kali permenit dan tidak boleh terputus-putus.

Salah satu peserta, warga Desa Sabrang, Kec. Ambulu, Supiyanah mengaku ini adalah pertama kalinya mempelajari teknik untuk pertolongan pertama kepada orang yang tidak sadar.

“Saya bersyukur, ini ilmu baru bagi saya, harapan saya bisa menolong sesama pada waktu-waktu emas tersebut,” ungkap Supiyanah kepada media ini. (Guntur/Jie)