Jakarta, suaraindonesia-news.com – Sebanyak 32 juta pemilih pemula yang berpotensi untuk memilih dalam Pemilu 2014 seharusnya membuat, partai politik tidak dapat menutup mata terhadap potensi politik generasi muda.
Namun di satu sisi, peristiwa politik dan tingkah elit yang disuguhkan belakangan ini membuat anak muda semakin apatis dan apolitis. Sejauh ini sedikit sekali partai politik yang merancang strategi menggaet para pemilih pemula ini.
Menurut Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Gun Gun Heryanto, kerja keras harus dilakukan parpol untuk dapat menjaring generasi muda. Dikatakan, parpol harus memulai mencari strategi politik yang sehat, dan insentif.
“Jumlah pemuda ini signifikan, dan parpol dapat melakukan beragam upaya menginisiasi kerja kaum muda,” kata Gun Gun dalam Diskusi Bulanan Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWIR) dengan tema Mau Kemana Pemilih Pemula?, di Jakarta, Senin (30/12/2013).
Menurut Gun Gun salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan komunitas-komunitas pemuda. Parpol dapat membangun hubungan, memberdayakan dan melayani komunitas-komunitas anak muda. “Pendekatannya berbasis komunitas,” katanya.
Gun Gun menyatakan pendekatan komunitas ini dinilai satu strategi cerdas untuk mendapat simpati dari para pemilih pemula. Namun, membangun kanal atau saluran politik untuk anak-anak muda ini tidak hanya menjelang pemilu. Menurutnya, generasi muda saat ini tidak dapat hanya dijadikan objek, tapi juga subjek dan memiliki identitas kepartaian.
Selain membangun dan memanajemen suara dari kalangan pemuda, membangun jejaring pemilih ini juga sebagai usaha membentuk regenerasi kepemimpinan nasional.
“Ini bagian penting regenerasi. Kalau hanya orientasi pemilu itu keliru. Dilakukan sekarang dengan keyakinan dan orientasi ke depan,” jelasnya.
Sumber : TribunNews.Com
Editor : Admin