KOTA BATU, Suara Indonesia-News.Com – Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Batu, Kamis pagi (24/9) memantau hewan kurban disejumlah Masjid, mushola, serta pondok pesantren dan panti asuhan di kota Batu yang telah melakukan penyembelihan hewan kurban.
Untuk mengetahui kondisi hewan kurban, apakah layak dikosumsi atau tidak, Dinas Pertanian dan Peternakan kota Batu menerjunkan 28 tim Kesehatan hewan, yakni tiga dokter, 25 pembantu dokter dari Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang. Mereka diterjunkan di tiga kecaman yaitu di kecamatan Junrejo, Batu dan Bumiji, masing-masing kecamatan mendapat jatah 9 orang tim kesehatan hewan termasuk satu dokter.
dr Lisa Hindriyani Petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskewan) Dinas Pertanian dan peternakan Kota Batu, mengatakan bahwa Dinas Pertanian dan Peternakan telah menerjunkan 28 orang tim kesehatan hewan. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban sebelum disembelih dan sesudah disembelih .
“Setelah dilakukan pemeriksaan, apakah hewan kurban itu layak dikosumsi atau tidak, tim harus memberikan hasilnya kepada panitia penyembelihan hewan kurban, agar masyarakat merasa aman dan tidak ragu-ragu ketika mengkonsumsi hewan kurban” kata Lisa.
Menurut Lisa, setelah melakukan pemeriksaan hewan di kecamatan junrejo kesejumlah Takmir Mushola, Masjid, Pondok Pesantren dan Panti asuhan di junrejo, merekomendasi bahwa Junrejo aman dan layak dikosumsi.
“Ini membuktikan masyarakat kota Batu ini jeli dengan kesehatan hewan sebelum mereka membelinya” ungkap dia.
dr Agus Sulianto Petugas kesehatan Dinas Pertanian dan peternakan kota Batu juga menambahkan untuk hewan kurban di kota Batu 95 peresen layak dikosumsi. hanya lima persen daging itu yang perlu pemeriksaan lebih lanjut ada pada daging di daerah ulu hati.
“Penyembelih hewan kurban itu mengerti, daging yang rawan untuk dikosumsi, pada posisi ulu hati itu biasanya terdapat cacing. ini masyarakat tahu” ujar Agus Sulianto. (Adi wiyono).