Paket Bantuan ‘Siluman’ Bantuan Rumah Dhuafa Madat Aceh Timur Dikecam Warga - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita UtamaHukum

Paket Bantuan ‘Siluman’ Bantuan Rumah Dhuafa Madat Aceh Timur Dikecam Warga

×

Paket Bantuan ‘Siluman’ Bantuan Rumah Dhuafa Madat Aceh Timur Dikecam Warga

Sebarkan artikel ini
IMG 20251102 195658
Foto: Progres pembangunan rumah dhaufa tanpa tuan dan terkesan siluman di Gampong Tj. Minje Kecamatan Madat Kabupaten Aceh Timur.

ACEH TIMUR, Minggu (02/11) suaraindonesia-news.com – Satu paket bantuan rumah dhuafa yang diterima Gampong Tj. Minje Madat, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur sarat nepotisme. Bantuan ‘Siluman’ terkait kini dikecam warga perihal tak diketahui asal-usul bantuan.

Mendadak lima unit rumah bantuan yang dialokasikan dari sumber tak diketahui diterima oleh mantan Geuchik Tj. Minje, Madat serta kerabat dan keluarganya. Kini warga angkat bicara mengklompalain bantuan yang sedang dalam progress kerja sejak sepekan terakhir itu.

Tak hanya tidak jelas sumber bantuan dan nepotisme, isu lainnya muncul yang menyebutkan bantuan rumah tersebut diserahkan kepada warga yang tak lain keluarga mantan Geuchik setempat, Afifuddin. Kabarnya, rumah tersebut merupakan rekayasa jual beli proyek bantuan dari mafia proyek.

Informasi yang dihimpun Wartawan menyebut, para penerima manfaat bantuan dhuafa tersebut diantaranya Afifuddin selaku mantan Geuchik setempat, disebut-sebut memiliki harta dan rumah pribadi. Berikutnya, Safrizal alias Kijang selaku kepala Dusun Damai yang juga adik ipar mantan Geuchik, ia diketahui memiliki rumah mewahnya sendiri.

Sementara itu rumah bantuan tersebut juga menyasar Zal, menantu dari adik mantan Geuchik yang diketahui memiliki tiga unit mobil meski baru menikah dan Dodid, warga Dusun Syuhada, juga diduga menerima bantuan meski memiliki aset usaha di pasar dan tergolong mampu secara ekonomi.

“Bantuan tersebut tidak dijelaskan kepada Masyarakat. Yang kami pertanyakan kenapa bangunan itu diberikan kepada orang-orang tertentu yang jelas-jelasnya bukan kaum dhuafa. Mereka para kaya,” kata Rasyidin, 30, warga Tj. Minje didampingi beberapa warga setempat lainnya.

Mereka juga mengomentari kebijakan mantan Geuchik yang diduga dalang yang mengurus rumah bantuan tersebut hanya memilih kerabatnya sendiri, terdiri dari adik, keponakan dan orang-orang terdekat lainnya.

“Kami memiliki empat dusun, kenapa pembangunannya cuma deret rumahnya saja di Dusun Syuhada, jadi nasib masyarakat di tiga dusun lainnya bagaimana?,” timpal Azhar, warga yang sama.

Isu yang berkembang ditengah-tengah Masyarakat terkait, bahwa bantuan tersebut bagian dari pengurusan mantan Geuchik selama masih memangku jabatannya hingga Desember 2024 lalu. Afifuddin sempat mendaftar sebagai calon Geuchik yang kedua kalinya, namun kalah suara dengan Muhammad Idris pada Pilchiksung yang digelar pada 21 Oktober 2025 lalu.

Baca Juga :  Anggota DPRD Kota Bogor Ini Tak Segan Nikmati Kopi di Pinggir Jalan

Namun, kabar lainnya tersiar adanya indikasi jual beli proyek, dengan salah satu instansi pemerintah Aceh yang belum jelas sumbernya. Maklum saja, penyaluran bantuan tersebut tertutup dan terstruktur, kendatipun tidak diketahui tuannya.

Afifuddin mantan Geuchik Tj. Minje yang dijumpai wartawan dikediamannya pada Jumat malam (31/11) mencoba mengelak memberikan keterangan pers kepada wartawan. Ia mengatakan tidak menyetahui persoalan bantuan tersebut. Ia malah mencatut instansi TNI sebagai sumber bantuan itu sendiri. Meski demikian ia mengakui, bahwa penerima bantuan tersebut merupakan keluarganya sendiri.

“Itu bisa ditanyakan pada penanggung jawab rumah (kontraktor pelaksana-red), Namanya Zakir, yang kami ketahui beliau yang kerja. Karena katanya bantuan itu bersumber dari TNI,” ujar Afifuddin.

Ditempat terpisah, pria yang disebut Zakir berhasil dihubungi wartawan via selularnya, dalam sambung telpon pribadinya ia mengatakan, bantuan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan pemerintah. Bantuan itu murni secara pribadi seorang perwira TNI, tanpa dijelaskan secara detail siapa sosok yang dimaksud.

“Itu urusan saya mau kasih kesiapa, soalnya itu ngak ada sangkut pautnya dengan pemerintah, itu bantuan pribadi dari TNI,” kata Zakir, seraya menapik keras adanya upaya jual beli rumah sebagaimana yang diisukan senilai Rp. 15juta/Unit.

Ia justru mengancam, jika dipermasalahkan maka bangunan tersebut akan dibatalkan.

“Ini jika dipermasalahkan masih bisa kita batalkan. Paling yang rugi saya di materialnya,” sambung Zakir.

Dan Ramil Madat, Kapten Salhahuddin kepada wartawan menjelaskan, sejauh ini di Madat tidak ada bantuan jenis pembangunan rumah Dhuafa. Ia pun mengaku baru mengatahui perihal tersebut dari wartawan.

“Tidak ada program rumah dari TNI, saya tidak mengetahuinya. Kami sekarang lagi sibuk membereskan titik koordinat kantor Koperasi Merah Putih desa di Madat. Selebih itu tidak kami ketahui,” tegas Shalahuddin.

Keberadaan bantuan tersebut sangat tertutup dan tanpa menyediakan informasi umum. Tak hanya itu, Pembangunan pun dilakukan mendadak tanpa pemberi-tahuan pihak desa yang bersangkutan.

Baca Juga :  Tarik Minat WB, PKBM Al Azhar Berikan Pendidikan Keterampilan yang Diminati Masyarakat

Warga meminta, agar bantuan rumah tersebut kembali dikaji oleh pemerintah. Masyarakat meminta evaluasi para pihak untuk segera dilakukan. Warga berharap bantuan-bantuan tersebut bisa dinikmati oleh Masyarakat yang layak terima.

“Jika pun tidak bisa dialihkan, maka Pembangunan itu harus dibatalkan, mengingat bukan kaum yang menerimannya,” ketus M. Aji, 54, warga Tj Minje.