Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaSosial Budaya

Paguyuban Pelestari Tosan Aji Adipati Nambi Lumajang Edukasi Siswa SMA Negeri 03 Tentang Budaya Keris

Avatar of admin
×

Paguyuban Pelestari Tosan Aji Adipati Nambi Lumajang Edukasi Siswa SMA Negeri 03 Tentang Budaya Keris

Sebarkan artikel ini
IMG 20241121 195610
Foto: Paguyuban Adipati Nambi bersama siswa siswi SMA Negeri 03 Lumajang.

LUMAJANG, Kamis (21/10) suaraindonesia-news.com – Paguyuban Pelestari Tosan Aji Adipati Nambi Lumajang menggelar kegiatan edukasi budaya kepada siswa-siswi SMA Negeri 03 Lumajang. Acara yang berlangsung di aula sekolah ini menghadirkan beberapa narasumber dari Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) Lumajang, yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya keris di kalangan generasi muda.

Salah satu narasumber, Puji Puhcahyono yang juga merupakan koordinator SNKI Lumajang, mengajak siswa-siswi untuk memahami dan melestarikan seni dan budaya, terutama dalam dunia perkerisan.

Dalam kesempatan itu, Puji menyampaikan bahwa kini di Indonesia telah tersedia jenjang pendidikan tinggi untuk mempelajari perkerisan, yakni di Fakultas Perkerisan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

“Saya harap adik-adik di sini ada yang tertarik melanjutkan studi di Fakultas Perkerisan ISI Surakarta,” ujar Puji kepada para siswa.

“Jangan pernah khawatir soal prospek pekerjaan, karena sarjana perkerisan sangat dibutuhkan untuk melestarikan budaya ini di Indonesia,” tambahnya.

Salah satu siswa kelas XI, Tiya Santi Kumala Dewi, mengungkapkan ketertarikannya terhadap keris. Menurutnya, keris memiliki bentuk dan ornamen yang unik serta memiliki ciri khas tersendiri.

“Dulu pernah pegang keris di rumah nenek, bentuknya unik, jadi penasaran dan ingin tahu lebih dalam,” ujarnya.

Meski begitu, Tiya mengaku semula memiliki pandangan bahwa keris hanyalah senjata tajam belaka yang dibuat melalui proses tempa.

“Saya tidak percaya kalau keris bisa diambil dari tempat keramat atau semacamnya. Tayangan seperti itu kan hanya hiburan,” jelas Tiya.

Drs. Joni, M.Pd, guru sejarah SMA Negeri 03 Lumajang, menyampaikan bahwa banyak siswa tertarik dengan sejarah lama, seperti kerajaan dan budaya.

Baca Juga :  Ulama Aceh Gelar Muzakarah

Menurutnya, Kabupaten Lumajang yang kaya akan peninggalan sejarah telah menjadi tujuan belajar siswa. Namun, melalui kegiatan ini, siswa diharapkan bisa mendapatkan wawasan yang tak tersedia di buku teks.

“Filosofi yang terkandung dalam keris itu luar biasa dan penuh makna. Harapan kami, setelah para siswa paham, mereka akan turut melestarikan warisan budaya ini,” ungkap Joni.

Ketua Paguyuban Pelestari Tosan Aji Adipati Nambi Lumajang, Adin Malik, menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus digelar demi meningkatkan kesadaran masyarakat, termasuk di dunia pendidikan, terhadap warisan budaya keris dan tosan aji lainnya. Tujuannya, agar keris yang kerap dianggap angker dapat dipahami sebagai objek yang penuh dengan nilai filosofi tentang kehidupan.

“Kami melakukan edukasi ini untuk mengubah pandangan bahwa keris itu mistis. Keris sangat ilmiah dan penuh filosofi tentang ajaran hidup yang dapat menjadi pedoman,” tutur Adin.

Paguyuban ini meski tergolong baru di Kabupaten Lumajang, akan terus menggiatkan edukasi agar budaya keris tetap lestari.