Sumenep, 30 Oktober 2016 (suaraindonesia-news.com) – Sejumlah orang tua yang anaknya terpilih sebagai penari “Muang Sangkal” dalam peringatan hari jadi kabupaten Sumenep ke 747 mengeluhkan biaya kostum. Pasalnya, anak mereka harus mengeluarkan biaya dari kantong mereka sendiri untuk menyewa kostum yang akan mereka gunakan.
“Kami tidak habis pikir mas, masa biaya kostum saja harus kami yang nanggung sendiri. Masak pemerintah daerah terutama Disbudparpora (dinas kebudayaan pemuda dan olahraga) tidak mampu hanya mengeluarkan biaya untuk kostum saja, wong ini kepentingan pemerintah daerah,” kata salah satu orang tua penari dalam hari jadi kabupaten Sumenep ke 747 yang tidak menyebutkan namanya itu kepada suara indonesia, Sabtu (29/10/2016).
Menurutnya, anaknya sudah latihan hampir satu bulan demi penampilan di puncak hari jadi Sumenep, bahkan beberapa hari sudah bolos sekolah karena harus latihan dipagi hari.
“Semua orang tua siswa yang anaknya terlibat sebagai penari di hari jadi ini merasa bangga, namun bukan begini caranya,”keluhnya.
Lanjutnya, kalau daerah terutama dinas kebudayaan pemuda dan olahraga (Disbudparpora) memang tidak mampu untuk melaksanakan prosesi hari jadi ini tidak perlu memaksakan diri, jika memang tidak memiliki anggaran yang cukup.
“Seharusnya jika memang daerah tidak memiliki anggaran yang memadai tidak perlu repot-repot melaksanakan prosesi seperti ini, cukup diakan dengan sederhana saja, dari pada harus dibebankan kepada kami,” ujarnya.
Kabarnya, tari “Muang Sangkal” kali ini melibatkan sedikitnya 190 orang penari, yang akan diberangkatkan dari depan Masjid Agung menuju rumah dinas Bupati Sumenep, Minggu (30/10/2016) sekitar pukul 08.00 Wib.(Zaini)