ACEH TIMUR – Jumat (08/04/2023)
suaraindonesia-news.com – Pedagang penganan makanan berbuka puasa (takjil) di sejumlah tempat di Aceh Timur tampak lesu, sebab daya beli masyarakat dibandingkan Ramadan tahun lalu mengalami penurunan drastis.
Yusri (52) salah satu warga Meunasah Teungoh, penjual es campur dan es buah di Lhok Nibong mengaku daya beli masyarakat sangat menurun tahun ini.
Sementara, pada bulan puasa tahun lalu, setiap hari mendapatkan omset Rp 1,7 juta -1,8 juta. Namun, kali ini hanya berkisar Rp 600-700 ribu per hari.
“Itu pun sangat susah,” keluhnya, saat dikonfirmasi media ini.
Kondisi ini kata Yusri, sangat dirasakan oleh semua pedagang, lantaran banyak dagangannya yang tidak laku.
“Jangankan mendapatkan keuntungan, modal saja ada yang tidak balik,” kata Yusri.
Ia menuturkan pedagang takjil puasa tahun ini rata-rata tidak bersemangat alias lesu karena kondisi ekonomi masyarakat morat marit.
“Karena ekonomi masyarakat morat marit, jadi sangat berpengaruh terhadap daya beli,” tuturnya.
Senada dengan itu, salah satu penjual bakso, Faisal (27) asal Desa Putoh Sa mengatakan pembeli tahun ini sangat sepi, bahkan dirinya mengaku harus jualan selesai tarawih.
“Tahun lalu bakso dagangan nya bisa laku 700-850 ribu, jualan dari jam 16,00-18,30 WIB, tapi sekarang jualan sampai selesai taraweh hanya laku sekitar 700 ribu,” sebutnya.
Menurutnya, hanya pada awal bulan puasa ramai pengunjung, namun memasuki hari ke 10 pembeli semakin sepi.
“Kemarin saja sangat sepi, banyak dagangan harus di bawa pulang, karena tidak ada pembeli,” ujar Faisal.
Reporter. : Masri
Editor: Wakid Maulana
Publisher: Nurul Anam