Oknum BRI Unit Gapura Diduga Terlibat Sindikat ‘Perampokan’ Dana PIP Siswa Kurang Mampu

oleh -117 views
SEMRAWUT: Kantor BRI Unit Gapura belum dilengkapi lahan parkir yang memadai (Ft/Amin/SI)

SUMENEP, Selasa (23/05/2023) suaraindonesia-news.com – Tokoh muda yang sekaligus pemilik Brand Labatik Sumenep, Fauzi AS kembali membuat tulisan pedas terkait kejahatan perbankan yang ada di kabupaten paling ujung Pulau Madura.

Kali ini, pria gondrong yang akrab disapa Cak Fauzi mengungkap sindikat mafia perbankan yang diduga menggarong duit siswa-siswi kurang mampu lewat bantuan Program Indonesia Pintar (PIP).

Mulanya, PIP diluncurkan oleh Presiden Jokowi dengan tujuan untuk membantu biaya personal pendidikan peserta didik dalam rangka meningkatkan akses belajar bagi anak usia 6 sampai 21 tahun.

Selain itu, PIP juga bertujuan agar peserta didik mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah guna mendukung pelaksanaan pendidikan secara universal.

Baca Juga: Didemo Ratusan Warga Gersik Putih, BPN Sumenep Janji Turun ke Lokasi

Namun dalam praktiknya, untuk di Kabupaten Sumenep, PIP nyaris tidak bisa dinikmati oleh peserta didik. Hal itu lantaran teknis pembuatan kartu rekening dan pencairannya tanpa sepengetahuan penerima hingga pihak sekolah dan yayasan.

Menurut Cak Fauzi, berdasarkan pengakuan dari S (inisial) salah satu koordinator geng mafia disebutkan, tidak kurang dari empat puluh lembaga yang menjadi korban keganasan para perampok anggaran di dunia pendidikan, salah satu contoh menimpa lembaga Sekolah Dasar Islam (SDI) di Desa Lenteng Timur, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep.

Cerita itu bermula saat pemilik lembaga meminta print out transaksi rekening siswa penerima PIP, kala itu pemilik yayasan menerima laporan dari kepala sekolah bahwa dirinya sebagai kepala dicurigai oleh wali murid terkait pencairan PIP.

Sesaat kemudian, keduanya pergi ke kantor BRI Unit Lenteng untuk meminta print out. Dari tempat ini lah diperoleh data transaksi mencengangkan. Sebab, dana PIP sudah dicairkan melalui BRI Unit Gapura.

“Namun pemilik yayasan yang sekaligus juga sebagi pengusaha itu merasa tidak puas, dia berusaha mencari tahu siapa sebenarnya perampok besar yang menjadi aktor intelektual perampokan bantuan negara untuk siswa-siswi tidak mampu ini,” ungkap Fauzi AS, saat dikonfirmasi media, Jumat 19 Mei 2023, lalu.

Karena tak puas hanya mendapat keterangan print out transaksi, perdebatan pun terjadi antara pemilik yayasan dengan MBM BRI Cabang Sumenep berinisial C.

Baca Juga: Kades Gersik Putih Tetap Bersikukuh Soal Penggarapan Tambak Garam

C mengungkapkan, BRI adalah bank dengan sistem yang susah untuk dibobol, namun jawaban itu dibantah oleh pemilik yayasan. Kejadian itu pun berlanjut hingga malam hari di kediaman pemilik yayasan.

Setelah Salat Magrib, pemilik yayasan tiba-tiba didatangi orang tak dikenal berinisial J. Dia datang dengan membawa uang PIP sebesar Rp 46 juta.

Kepada pemilik yayasan, J mengakui bahwa dirinya diperintah oleh seseorang untuk menyerahkan titipan uang puluhan juta rupiah tersebut.

“Dari inisial J ini kemudian diperoleh nama beberapa orang termasuk F (inisial) yang menjabat sebagai Pimpinan Bank BRI Unit Gapura, dan muncul juga inisial S sebagai koordinator PIP wilayah Sumenep,” beber Cak Fauzi.

Kemudian keesokan harinya, F selaku Pimpinan BRI Unit Gapura mendatangi kediaman pemilik yayasan. Intinya, dia berusaha menjelaskan bahwa pembuatan rekening yang diajukan oleh S sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

“Karena belum puas, pemilik yayasan meminta F untuk mendatangkan S sebagai pembuat rekening siswa penerima PIP,” lanjut Cak Fauzi.

Baca Juga: Dukung Kegiatan Komunitas, Pemkab Sumenep Gelar Offroader One Day Adventure Trail Sumekar 2023

Berikutnya, sekitar tiga hari kemudian, beberapa sindikat mafia ini kembali datang ke kediaman pemilik yayasan. Berdasarkan keterangan S, diperoleh informasi bahwa dirinya melakukan tindakan itu lantaran dimotori oleh anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar.

“S mengaku hanya melakukan tindakan yang sama kayak gitu di 40 lembaga pendidikan,” jelas Cak Fauzi, lebih lanjut.

Untuk mendapat akurasi data, sejumlah media mendatangi kantor BRI Unit Gapura pada Jumat (19/05) lalu. Namun, F selalu Pimpinan BRI Unit Gapura sedang bertugas di lapangan. Menurut satpam yang betugas di pintu masuk, pimpinannya baru bisa ditemui pada pukul 13.00 WIB.

Berikutnya, media melakukan upaya konfirmasi langsung lewat pesan Whats’App. Hingga, Senin (22/05) Pimpinan BRI Unit Gapura masih belum bisa ditemui dengan alasan kerjaan di luar kantor. Yang bersangkutan hanya mengaku bahwa masalah tersebut sudah diselesaikan.

“Oh masalah itu udah diselesaikan setahun yang lalu Mas. Sudah dikembalikan utuh ke kepala sekolah,” ujarnya.

“Nanti kita bicarakan lagi ya Mas. Saporana seraje, gik ruwet wirawiri,” tandasnya, sambil berbahasa Madura.

Reporter: Amin
Editor: Cak Nam
Publisher: Mif

Tinggalkan Balasan