RegionalSosial Budaya

Objek Wisata Lokal Seunudon Masuk 20 Besar Nominasi Wisata Nasional

Avatar of admin
×

Objek Wisata Lokal Seunudon Masuk 20 Besar Nominasi Wisata Nasional

Sebarkan artikel ini
IMG 20230129 163642
Foto: Objek Wisata Pantai Gampong Bantayan, Kecamatan Seunudon, Kabupaten Aceh Utara.

ACEH UTARA, Minggu (29/01/2023) suaraindonesia-news.com – Pesisir pantai demikian luasnya, tidak semua pantai bisa dijadikan objek wisata bahari. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, diantaranya kebersihan dari sampah laut, tingkat intensitas ombak dan bisa juga karena tingkat kedangkalannya.

Bantayan, Kecamatan Seunudon salah satu pantai di Aceh Utara yang beruntung. Pantai nan asri telah berkembang menjadi objek wisata lokal sejak beberapa tahun terakhir dan kini telah berkelas Nasional.

“Alhamdulillah di antara ribuan wisata pantai di Indonesia, kita masuk ke perangkat 20 terbesar,” ujar Edi Amri Ketua Pengurus Wisata Pantai Bantayan kepada wartawan, Minggu (29/01).

Edi Amri mengatakan, mulanya wisata Bantayan hanya pantai biasa, namun pantai kawasan terkait sangat familiar bagi masyarakat lokal kerena pernah menjadi objek wisata keluarga. Namun, wisata lokal ini sempat stagnan dan kemudian, sejak Edi Amri menjadi Geuchik, wisata pantai ini kembali dikembangkan secara swadaya masyarakat.

Minat pengunjung tumbuh, masyarakat pun baik skala desa Bantayan dan desa tetangga berinvestasi kios penjualan mini, sejak itulah pantai ini menjadi tempat rekreasi yang resmi.

Edi Amri sebagai Ketua Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bantayan, juga mantan kepada desa (Geuchik) setempat menuturkan, sejak 2018, tempat rekreasi keluarga Islami ini juga mendapat dukungan besar dari pemerintah daerah, Kabupaten Aceh Utara. Hingga sejauh ini miliaran rupiah anggaran telah dikucurkan untuk membangun tempat wisata tersebut.

Baca Juga :  Lestarikan Penghijauan, Polres Abdya Tanam 1000 Bibit Pohon Jengkol

Perkembangan tempat wisata ini membawa andil besar bagi perekonomian setempat, tak hanya warga lokal desa, juga warga desa tetangga.

“Pengunjung lumayan meningkat, saat ini jumlah pengunjung ribuan setiap akhir pekannya. Mereka terdiri dari pelancong local Aceh dan luar Aceh seperti Sumatera,” kata Edi Amry didamping ketua BPD Gampong Bantayan, M. Yasin.

“Saat ini, Bantayan telah diminati, banyak investor daerah yang mengembangkan tempat usaha yang elite. Bisa dinikmati sendiri, tempat-tempat ini tidak akan mengecewakan bagi rekreasi keluarga, namun disini kami sangat menjaga ketat, disini kawasan Islami,” lanjut Edi disambut tawa.

Edi menjelaskan, memasuki gerbang Gampong Bantayan, pihak pelaku usaha yang bernaung dalam Pokdarwis hanya menyediakan tiket masuk yang ekonomis.

“Untuk kenderaan roda empat kita kenakan biaya tiket sebesar Rp.10.000 dan roda dua Rp.5.000 saja,” katanya.

Bukan tidak punya alasan, berkunjung ke pesisir pantai dalam meringankan beban. Tidak ada individu yang tidak memiliki hasrat untuk menghilangkan stress dengan melakukan refreshing. Demikian pula, kesinambungan ekonomi pun terjalin. Pundi-pundi rupiah pun megokohkan ekonomi warga yang mayoritas pemilik warung. Bahkan, sedikitnya Rp. 20 juta perbulan Pendapatan Asli Desa (PAD) di Bantayan masuk kas desa.

“Kami juga mengembangkan BUMG (Badan Usaha Milik Gampong), dimana para pemilik warung akan membeli barang kebutuhan penjualan mereka hanya melalui BUMG, itu sudah ketentuan umum Desa Bantayan,” lanjut Edi diamini oleh M. Yasin.

“Apapun pun pendapatannya di Bantayan sangat menguntungkan desa kami, disini juga sangat belajar untuk saling melindungi dan saling menghormati. Mungkin dari sini kami juga akan disukai pengunjung manapun,” kata M. Yasin, menambahkan.

Edi Amri mengabarkan, banyak event yang memanggil Pokdarwis, bahkan dalam waktu dekat, ketua kelompok wisata ini juga akan menghadiri pertemuan khusus dengan pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI) ke Pulau Batam.

“Kami Insya Allah akan menghadirin pertemuan pembahasan khusus terkait kepariwisataan di Pulau Batam,” pungkasnya.

Reporter : Efendi Noerdin/Masri
Editor: Wakid Maulana
Publisher: Nurul Anam