Reporter: Rusdi Hanafiah
Langsa-Aceh, suaraindonesia-news.com – Nurlina (35) seorang ibu rumah tanggga, warga Gampong Simpang Wie, Kecamatan Langsa Timur, merasa dipermainkan oleh oknum Tim survey setelah rumahnya didata sejak 2010 untuk menerima bantuan rehap di Gampong Simpang Wie.
Menurutnya saat itu ada tim yang datang mengunjungi rumahnya dengan meminta beberapa data untuk menjadi persyaratan penerimaan bantuan rumah. “Rumah saya saat itu dengan kondisi beratap seng bocor dan hanya berdinding tempelan papan, saat itu juga tiba Tim bansos dalam Pemerintah Kota Langsa, meminta photo copy kartu keluarga, Foto copy KTP dan foto copy surat tanah dengan mereka photo rumah kami sejak enam tahun lalu,” Ungkapnya, kepada suaraindonesia-news.com Minggu (01/05/2016).
Ia menambhakan, setelah semua data yang diminta biproleh pihaknya tidak menerima papun baimk bantuan rehap rumah atau bantuan yang lainya. Bahkan tidak ada kabar pasti dari hasil survey tahun 2010 tersebut. Dirinya telah menunggu selama bertahun-tahuin, namun tak kunjung ada sampai saat ini.
“Dalam hal ini saya meminta kepada Kementerian Sosial RI Pusat melalui Dinas terkait di Kota Langsa agar bersikap jujur dalam memberikan bantuan,” Ujarnya.
Dalam hal ini Nurlina juga menjelaskan kehidupan keluarganya pada saat itu, mengalami kondisi sangat pahit dan suaminya tidak mampu membangun rumah seperti dimiliki keluarga lain yang terlihat mampu. Sehinga ia berharap bantuan sosial tersebut benar-benar direalisasikan oleh pihak yang bertanggang jawab, jadi bukan untuk kepentingan pribadi.
Bahkan menurutnya, dengan lamanya keluarganya menanti bantuan sosial tersebut, keadaan rumahnya semakin memprihatinkan, sehingga memaksa keluarganya untuk merehapnya sendiri dengan seadanya dan memalui usahanya sendiri.
“Bahkan kondisi bangunan rumah yang saya tempati sekeluarga telah kami rehab sendiri dengan upaya keras suami demi melindungi keluarga,” pungkasnya.













