SUMUT, Kamis (26/11/2020) suaraindonesia-news.com – Momen Hari Anti kekerasan PESADA (Perkumpulan Sada Ahmo) berpesan agar memilih kepala daerah yang Peka dan Berkomitmen terhadap Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani khususnya Petani Perempuan, Memprioritaskan Layanan Kesehatan Seksual & dan Reproduksi Perempuan, serta Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan.
Hal tersebut di sampaikan Direktur Eksekutif PESADA, Dinta Solin melalui rilis pers yang dikirimkan kepada awak media ini.
Perayaan ini secara semi virtual dihadiri oleh 165 perempuan akar rumput yang mewakili seluruh dampingan langsung yaitu Credit Union Perempuan, Suara Perempuan Untuk Keadilan, Forum Perempuan Muda, Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput, Femokrat, Forum Multi Stakeholder, Jaringan Perempuan Usaha Kecil-Mikro, perempuan lansia, perempuan disabilitas dan para aktivis perempuan yang merupakan personil PESADA Perempuan di SUMUT; dan dibuka oleh Ibu Hajah Nurlela SH.M.AP (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Provinsi Sumatera Utara).
Dalam sambutannya, Nurlela menyampaikan bahwa Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengajak kelompok perempuan mendorong terwujudnya kabupaten/kota ramah anak, membantu menyediakan ambulance untuk transportasi bagi perempuan dan anak korban kekerasan. Ia juga mengajak perempuan untuk memilih pemimpin perempuan yang peka terhadap penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan perduli terhadap warga dengan disabilitas dan lansia.
Dalam Rapat Anggota Tahunan CU Pesada Perempuan September 2020 dan Perayaan Hari Perempuan Pedesaan Oktober 2020, secara khusus telah mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi perempuan di seluruh kabupaten/kota dampingan PESADA; dan telah disampaikan kepada pemerintah setempat maupun tertuang di kontrak politik CalonBupat/Walikota & Wakil untuk Pilkada 2020.
Keterbatasan akses kepada layanan Kesehatan Seksual & Reproduksi (KSR) yang memburuk di masa pandemic Covid-19, masalah harga produk pertanian khususnya tanaman pangan yang menjadi produk petani perempuan, hancurnya usaha-usaha perempuan kecil dan mikro, serta beban perempuan yang meningkat dimasa pandemic Covid-19, bahkan KDRT adalah wajah dari Kekerasan Berbasis Gender yang dialami Perempuan.
Hal ini diperkuat oleh data WCC Sinceritas PESADA per Juli 2020, dimana dari 93 kasus yang ditangani terdapat 44 kasus (47%) KDRT, sementara kasus kekerasan terhadap perempuan di arena public sebanyak 30 kasus (32%) dan kasus kekerasan terhadap anak perempuan/KTAp sebanyak 19 kasus (21%). Ini adalah KTP yang sampai ketangan WCC Sinceritas-PESADA.
Diluar itu, PESADA yakin banyak masalah KTP dihadapi perempuan, tetapi karena berbagai keterbatasan mobilitas, informasi dan alat komunikasi maupun alasan lainnya (kemiskinan, disabilitas, usia lanjut, usia muda/anak-anak, keterpencilan wilayah, ancaman sekitar); tidak sampai ke WCC Sinceritas-PESADA.
Dalam perayaan ini narasumber yang merupakan aktivis gerakan petani yaitu Nisa Wargadipura mendiskusikan secara kritis tentang konsep food estate (lumbung pangan) yang tertuang dalam Peraturan Menteri KLHK No 24 Tahun 2020.
Food Estate adalah kolaborasi Negara dengan Korporasi/Investor yang tidak melibatkan Petani, padahal petani adalah actor utama dalam kedaulatan pangan.
Diskusi bersama peserta yang pada intinya mengkiritisi konsep food estate yang menempatkan petani sebagai buruh bukan pemilik. Oleh karenanya petani perempuan dapat mengembangkan pendekatan agro ekologi sebagai alternative pertanian untuk membangun kedaulatan pangan dan menjaga keberlanjutan ecosystem yang adaptive terhadap perubahan iklim. Petani perempuan agar menggunakan bibit lokal, menanam jenis pangan yang tidak popular yang justru lebih sehat dan menggunakan pupuk & pestisida organic dalam metode bertani.
Dibagian akhir para peserta mereview pendidikan politik yang dilaksanakan dalam rangka PILKADA 2020 serta hasil dialog yang berhasil dilakukan bersama para calon Bupati di Humbang Hasundutan, Samosir dan Pakpak Bharat, yang pada dasarnya menjadi pendidikan politik massal bagi seluruh dampingan PESADA untuk menyepakati calon yang akan dipilih.
Oleh karenanya diakhir acara perayaan ini, PESADA dan seluruh dampingannya menyerukan: Cermati dan dorong para pemimpin maupun calon pemimpin yang bertarung dalam pilkada 2020 agar peka dan berkomitmen terhadap penghapusan berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan, menjamin kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani khususnya petani perempuan yang sangat konsisten dalam mengembangkan pertanian pangan, serta memprioritaskan layanan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai calon pemimpin perempuan, agar memilihnya sepanjang visi misinya sesuai dengan pandangan perempuan.
PILKADA 2020 agar dilaksanakan dengan bersih dan betul-betul mengikuti protokol kesehatan. Perempuan tidak ingin timbul cluster baru Covid-19 sebagai akibat dari ketidak patuhan, keteledoran terhadap protokol kesehatan. Cukup sudah korban berjatuhan karena ketidak tegasan pemerintah maupun ketidak patuhan warga. Hidup perempuan, dukung perempuan.
Adapun Narahubung kegiatan tersebut yaitu Dina Lumbantobing Whashapp : 082164666615 dan King Ronald Silalahi Whashapp : 081314035304
Reporter : Topan
Editor : Amin
Publisher : Ela