Menyambut HUT RI 71, KKN 65 UMM Gelar Lomba Cinta Budaya untuk Anak-Anak

oleh -134 views

Reporter : Ahmad Irso

Malang, 07/08/2016 (Suaraindonesia-news.com) – Kelompok 65 Kuliah Kerja Nyata (KKN) asal Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan beberapa mata lomba memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) RI yang ke 71, pada Jum’at (5/8) di Desa Dadapan, Kecamatan Wajak Kabupaten Malang dengan tema menarik yakni, “Aku Cinta Budaya Indonesia, Lestari Budayaku Bersama Anak Negeri”.

 Kegiatan tersebut bertujuan untuk kembali mengangkat budaya Indonesia yang hampir punah, terutama permainan tradisional yang sangat beragam, dengan keberagaman itu pula harus dijaga karena kelak generasi setelah kita tidak akan merasakanya kembali.

Seperti yang disampaikan Koordinator Desa KKN 65, Herwanto melalui sambutannya mengatakan bahwa, hanya di Indonesia saja yang memiliki ciri khas dan ciri khas itu ditemui dengan banyaknya budaya, terutama dalam permainan tradisional.

“Seperti, makan kerupuk atau lomba balap kelereng, permainan ini hanya kita temuai di Indonesia saja, dan tidak kita temui di negara lain,” Kata Jafar.

Jafar juga menambahkan kalau kategori lomba“Aku Cinta Budaya Indonesia” sendiri banyak yang dilombakan dan dipersembahkan untuk anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak (TK) di desa tersebut.

“Kalau lomba yang kami adakan itu ada makan kerupuk, balap kelereng, memasukan paku dalam botol, mengambil koin dan memecahkan balon. Ada juga lomba puisi, kaligrafi, eat bulaga dan lomba mewarnai untuk TK,” Imbuhnya.

Lomba yang diselenggrakan tersebut diikuti oleh 4 Sekolah Dasar (SD) dan 2 Taman Kanak-kanak (TK) yakni SDN 01 Dadapan, SDN 02 Dadapan, SDN 03 Dadapan dan MI Rodlutululum, untuk TK sendiri ada TK Darma Wanita 7 dan TK Darma Wanita 8.

Parlim selaku Kepala Sekolah SDN Dadapan 02 pun turut menyambut baik kegiatan tersebut, menurutnya, kehadiran KKN 65 telah membawa warna baru bagi anak didiknya.

“Kegiatan ini dapat memberikan semangat buat siswa-siswi untuk lebih mengenal budaya terutama permainan tradisional, karena para siswa siswi perlahan akan melupakan budaya  mereka jika tidak dingatkan dengan kegiatan seperti ini,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan