ACEH TIMUR, Rabu (07/12/2022) suaraindonesia-news.com – Ekplorasi gas Blok A yang di lakukan oleh PT Medco E&P Malaka memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap lingkungan dan masyarakat yang tinggal di seputaran tambang.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Aceh Timur, DR. Darmawan, saat menjadi pemateri dalam pemaparan workshop dengan awak media mengatakan, kegiatan ekplorasi gas di Blok A memiliki resiko tinggi terhadap lingkungan dan masyarakat yang tinggal di lingkar tambang.
Diketahui, workshop tersebut berlangsung di sebuah hotel Kota Medan Jumat (2/12/2022) kemarin. yang diselenggarakan oleh Medco dan Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA).
Saat dikonfirmasi kembali media ini melalui sambungan teleponnya, Darmawan membenarkan, bahwa eksplorasi oleh PT Medco di Blok A memiliki resiko yang sangat tinggi. Hal itu di karenakan kandungan gas di blok A mengandung kadar H2S.
“Karena mengandung kadar H2S, kata dia, gas yang dieksplorasi oleh Medco sangat beresiko tinggi,” ujar Darmawan, Rabu (07/12).
Menurut Darmawan, jika aktivitas ekplorasi gas tidak menggunakan standard teknologi tinggi, akan menjadi sebuah ancaman terhadap kesehatan masyarakat.
“Tanpa menggunakan standard teknologi tinggi, itu sangat berbahaya terutama saat pencucian dan pembakaran sumur (fracturing). seperti keracunan warga yang terjadi tahun lalu,” sebut Darmawan.
Ia berharap, dalam aktivitas ekplorasi gas, harus ada pengawasan yang ketat, di samping adanya langkah mitigasi seperti pemasangan arah angin.
“Harus ada pengawasan yang ketat dalam proses ekplorasi gas, serta mitigasi bencana, bila hal terburuk terjadi,” harap Darmawan.
Informasi yang di peroleh media ini, warga yang tinggal di seputaran ekplorasi tambang masih kerap kali mencium bau busuk yang diduga bau gas yang berasal dari aktivitas ekplorasi gas PT Medco.
Bahkan, ada anak-anak yang mengalami gangguan pernafasan, seperti yang di alami balita, anak dari pasutri keluarga miskin Dartok-Erni di Desa Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmur, dua bulan lalu dan terpaksa harus dirujuk ke salah satu RS swasta di Aceh Timur.
Salah satu narasumber yang enggan menyebutkan namanya pada media ini mengungkapkan, meskipun dampak resiko sangat tinggi terhadap lingkungan dan nasib kehidupan masyarakat, pihak manajemen Medco terkesan tak serius menjalankan rekomendasi seperti hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Juli 2019.
Bahkan rekomendasi BPMA selaku lembaga pengawasan tidak di gubris, termasuk saran dan kritikan DPRK Aceh Timur.
“Mereka hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan perusahaan, masalah resiko terhadap kehidupan masyarakat itu bukan prioritas mereka,” ucap salah satu sumber tersebut pada pewarta.
Reporter : Masri
Editor : M Hendra E
Publisher : Nurul Anam













