Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
PendidikanPeristiwaRegional

Melalui Kegiatan ESL Green Talk Ke-9, Mahasiswa Diberikan Pemahaman Resiko Bencana Cuaca Dan Iklim

Avatar of admin
×

Melalui Kegiatan ESL Green Talk Ke-9, Mahasiswa Diberikan Pemahaman Resiko Bencana Cuaca Dan Iklim

Sebarkan artikel ini
IMG 20201129 121437
Saat kegiatan ESL Green Talk ke-9.

BOGOR, Minggu (29/11/2020) suaraindonesia-news.com – Dikenal sebagai negara maritim, Indonesia merupakan negara dengan jumlah kepulauan terbesar yaitu 17.504 terdiri dari pulau besar dan pulau kecil berdasarkan data BPS tahun 2016, tetapi saat ini jumlah pulau tersebut telah berkurang dikarenakan adanya faktor pencemaran lingkungan baik darat, udara maupun air. Sehingga hal tersebut menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan sektor pariwisata secara optimal.

Melalui kegiatan ESL Green Talk ke-9 (EGT ke-9) yang diadakan oleh Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) FEM IPB University, Sabtu (28/11) dengan tema Peluang dan Tantangan Pengembangan Pariwisata Aman Bencana, para mahasiswa diberikan pemahaman tentang resiko bencana untuk pengembangan pariwisata baik dari infrastruktur, upaya mitigasi bencana, lingkungan, kebijakan dan kondisi yang mendukung, sumberdaya alam dan budaya serta dampak dari bencana yang paling besar yaitu cuaca dan iklim.

Baca Juga :  Gandeng Persadia, BPJS Kesehatan Sosialisasikan Cegah Diabetes Mellitus

Narasumber dalam kegiatan tersebut, Ir B Wisnu Widjaja MSc selaku Deputi Bidang Sistem dan Strategi pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, sektor pariwisata diproyeksikan sebagai penyumbang devisa negara terbesar setelah minyak dan batu bara, melalui sektor pariwisata yang maju, lingkungan terpelihara dan Indonesia aman dari bencana.

Baca Juga :  PKKMB 2022! Ini 3 Pesan Moral Bupati Fauzi untuk 807 Mahasiswa Baru STKIP PGRI Sumenep

“Dengan kata lain kita menjaga alam dan alam pun akan menjaga kita,” katanya.

Menurutnya, memiliki pemahaman resiko bencana pariwisata perlu adanya investasi dalam pengurangan resiko bencana dan juga perlu adanya kesiapsiagaan secara cepat dan tepat untuk memastikan kondisi wisatawan aman, sehingga hal tersebut akan menjamin keberlanjutan usaha pariwisata.

Reporter : Iran G Hasibuan
Editor : Redaksi
Publisher : Ela