Reporter: Sar
Sumenep, suaraindonesia-news.com – Tradisi malem salekoran merupakan Bagian dari kebudayaan masyarakat Madura khususnya masyarakat karanganyar, kecamatan Kalianget, Sumenep Madura, Jawa Timur.
Hal itu layak dilestarikan oleh semua lapisan. Pasalnya, tradisi yang biasa jatuh setiap tanggal 21 pada bulan suci ramadhan ini memiliki adat nilai kebersamaan yang kuat.
“Salekoran merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Madura dan di dalamnya tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Bahkan, tradisi ini sangat baik dijaga,” ungkap H. Supardi, salah satu tokoh masyarakat setampat. Sabtu (25/6/2016).
Menurutnya, tradisi salekoran ini biasa melaksanakan ‘ter ater atau arebba’ (Madura.red) yaitu kegiatan mengantarkan makanan dan bersedakah makanan kepada tetangga. Bahkan, masyarakat berbondong-bondong saling berbagi makanan.
“Tidak jarang, di beberapa tempat di Sumenep, budaya ter ater ini dibarengi dengan memberikan nasi palotan serta menu lainnya,” ungkapnya.
Dia menambahkan, jika kegiatan ini perlu disemarakkan dan di lestarikan karena juga penting , dari sisi religiusitas. Karena menjadi bagian menyambut datangnya malam lailatul qodar.
“Kata Imam Al-Ghazali jika datangnya bulan puasa dimulai pada hari Senin. Biasanya, malam lailatul qodr jatuh pada hari ke -21 Ramadhan,” jelasnya.