Suara Indonesia-News.Com, Sampang–Puluhan warga dan Mahasiswa yang tergabung dalam Parlemen Masyarakat Dizalimi (Parmadi) mengelar aksi demo terkait pengeloaan Minyak dan Gas (Migas) di Kabupaten Sampang.
Pantauan dilapangan, orasi dan hujatan kepada A Fanan Hasib selaku Bupati Sampang di teriakan oleh para pendemo. Sebab, kasus aliran dana PT Sampang Mandiri Perkasa ( SMP) sebesar Rp 32 M dari bagi hasil migas belum ada kejelasan. Apalagi masa menuding sisa angaran sebesar Rp 16 M belum diketahui lari kemana.
“Kami minta Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) harus bertangung jawab dalam kasus Migas di Kabupaten Sampang, Kembalikan sisa Rp 16 M dari hasil migas PT.SMP kepada KAS negara, Bupati Sampang harus bertangung jawab dan transparan terkait ketidak jelasan Rp 16 M tersebut, audit ulang keuangan PT. GSM yang diduga menerima Rp.16 M dari PT SMP, brantas semua mafia migas di Kabupaten Sampang,” itulah tuntutan kami terkait persoalan Migas di Sampang, kata Jakfar salah satu koordinator aksi.
Aksi Parmadi ini sempat mampir ke Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Sampang atau Pendopo. Namun aksi mereka hanya melempari telur busuk ke pendopo agung Kabupaten Sampang tersebut. Kemudian aksi bergeser ke kantor bupati. Akan tetapi lagi-lagi telur busuk dileparkan oleh para pendomo lantaran Bupati A Fanan Hasib tidak menemui massa. “Kami lemparkan telur ini sebagai simbul kebusukan,” teriak pendemo.
Aksi sempat memanas lantaran massa ingin menerobos barisan untuk masuk ke kantor A Fanan Hasib. “Kami ingin tahu apa benar bupati tidak ada dikantornya,” tegas massa dihadapan aparat kepolisian yang menjaga dan mengamankan aksi demo.
Karana tidak bisa menerobos barisan akhirnya masa bergerak ke kantor PT. SMP. Hingga berita ini diturunkan massa masih melakukan perjalanan sambil berorasi menuju kantor PT SMP. (nor/luk)