Mantan Guru PAUD, Ingin Bangun Desa Mulai Dari Aspek Sosial Budaya - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
RegionalSosial Budaya

Mantan Guru PAUD, Ingin Bangun Desa Mulai Dari Aspek Sosial Budaya

×

Mantan Guru PAUD, Ingin Bangun Desa Mulai Dari Aspek Sosial Budaya

Sebarkan artikel ini
aa
Mantan Guru PAUD, Ingin Bangun Desa Mulai Dari Aspek Sosial Budaya

LUMAJANG, Minggu (7/7/2019) suaraindonesia-news.com – Dalam upaya meningkatkan pembangunan dan potensi desanya, sosok srikandi asal Desa Yosowilangun Lor, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dimulai dari sisi aspek sosial budayanya.

Srikandi yang bernama Lastri Wulandri ini mempunyai background pendidikan sarjana pendidikan.

“Saya dulu sempat mengajar di kelompok bermain PAUD setempat sejak 2005-2017, itupun karena saya butuh membagikan ilmu ini buat anak PAUD,” katanya.

Selain itu, kata Lastri, dirinya mengabdikan demi untuk membangun desanya bisa lebih maju lagi melalui sumber daya manusia sejak dini.

Sebenarnya Lastri bersama dengan komunitas sosialnya, sangat tertarik dengan kegiatan sosial demi untuk memajukan desanya. Apalagi yang dilakukan itu dengan mandiri dan atas dasar kesadaran masyarakat setempat.

“Saya pernah usul kalau kegiatan sosial yang sudah dilakukan tersebut dibuat wadah yang legal supaya bisa berkembang lagi,” ungkapnya keada awak media ini.

Baca Juga :  Merasa Ditipu Koordinator Arisan Online, Emak-Emak Warga Kota Probolinggo Lapor Polisi

Saat ini, menurut Srikandi Bawaslu Kabupaten Lumajang ini, ada tiga kegiatan sosial yang dimungkinkan diwadahi dalam satu naungan organisasi legal.

“Yang sudah kami lakukan yaitu dapur duafa, santunan anak yatim yang bernama kembul yatim dan Kelompok Orang Tua Asuh (K- OTA),” bebernya.

Lastri bersama dengan penggiat sosial desa lainnya, ingin menghilangkan anak putus sekolah diwilayahnya.

“Semoga tidak ada lagi anak yang tidak sekolah, tidak ada anak yatim yang tidak sejahtera atau sekolah dan tidak ada lagi orang lanjut usia yang kekurangan gizi,” pintanya.

Dan kegiatan seperti kemarin itu, Pasar Sabtu Pahing (PSP), bisa dijadikan sebagai icon desa dan berupaya agar lebih dikenal.

“Saya pengin ketika Hari Jadi Lumajang (Harjalu) kegiatan tidak terpusat di kota saja, tapi sampai tingkat desa bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar dan nasional, bisa juga dijadikan potensi wisata unggulan,” ujarnya lagi.

Baca Juga :  Kepolisian Jember Ringkus Penadah Sekaligus Pencuri Mobil Bersenjata Softgun

Dan kegiatan ini, kata Lastri, murni untuk desa bukan kepentingan pribadi atau golongan. Nanti pasti akan berkembang dengan cara mengembangkan usaha atau membangkitkan kreatifitas yang bisa membantu kegiatan tersebut.

Kedepan, kata Lastri, wadah tersebut dapat mengatur managemen yang baik dan benar.

“Insya Allah bisa berkembang. Apalagi batik sekarang lagi booming, juga kesenian lokal juga harus lebih dikenal dengan dikemas khas daerah disini,” tambahnya.

Sebagai tokoh masyarakat, Lastri sangt ingin menyulap desanya ini jadi lebih dikenal.

“Seperti PSP itu kalau bisa 1 hari sampai malam pasar tetap ramai. Kita rangkul semua element masyarakat dan itu untuk membangkitkan pemuda desa untuk lebih berkreasi serta berinovasi. Saya ingin para pemuda punya greget yang positif,” pungkasnya.

Reporter : Fuad
Editor : Amin
Publiser : Mariska