Majelis Syura PBB Serukan Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam

oleh -251 views
Foto: Sutrisno, Anggota Majelis Syura Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (DPP PBB).

JAKARTA, Kamis (21 September 2017) suaraindonesia-news.com – Anggota Majelis Syura Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (DPP PBB), Sutrisno meminta pemerintah dan umat Islam menjadikan Tahun Baru 1439 Hijriah sebagai momentum untuk memberdayakan ekonomi.

Dia juga menyerukan agar pemerintah dan umat Islam melakukan refleksi apakah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dalam menjalankan perintah Allah sudah dilaksanakan secara maksimal.

Memasuki tahun 1439 H hendaknya umat Islam melakukan Muhasabah “merenungkan kembali” apa yang dilakukan umat dalam meningkat ibadah kepada Allah, sudahkah kita sebagai hamba Allah yang Ber Iman dan Ber Taqwa kepada Allah sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT.

“Islam yang rahmatan lil ‘alamin; sudahkah umat Islam mampu menerjemahkan dan melaksanakan dalam kehidupan yang lebih sejahtera, damai dan nyaman,” ujar Sutrisno melalui siaran persnya, Kamis (21/9/2017).

Menurut Sutrisno, umat Islam tidak hanya dituntut mampu melaksanakan “Ibadah Mahdhoh” namun juga memberikan rasa, suasana kehidupan sosial dengan masyarakat yang plural dengan berbagai faham atau aliran sesama Muslim maupun non Muslim.

Dalam memaknai hidup yang sejahtera apakah kehidupan dunia dengan berbagai macam kebetuhan hidup, mampukah umat memberdayakan dirinya maupun lingkungannya.

“Berbicara tentang kesejahteraan ummat Islam, marilah kita telaah data statistik bahwa angka kemiskinan dengan berdasarkan data yan dirilis BPS angka kemiskinan Indonesia per Maret 2017 mencapai 27,7 juta orang. Jumlah orang miskin 27,7 juta berdasarkan parameter atau tolok ukur dengan pengeluaran dan atau konsumsi per hari senilai USD.1,-,” katanya.

Namun, Menurut Sutrisno, apabila parameter ukuran orang miskin dengan pengeluaran per hari sebesar USd.2,- akan semakin besar jumlah orang miskin di Indonesia.

Ironisnya dari jumlah orang miskin  sebanyak 27,7 juta tersebut, sebagian besar orang miskin tersebut adalah orang Islam.

Terkait dengan da’wah Islam bagi ummat Islam belum cukup dengan da’wah yang memberdayakan, meningkatkan, dan mengajak ummat Islam untuk meningkatkan kadar kualitas iman dan Ibadah mahdhoh.

Namun bagaimana meningkatkan kualitas hidup yang lebih bermakna dan berkualitas, artinya sejahtera lahir dan bathing.

“Kehidupan ekonomi umat meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan pokok (basic needs) cukup pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan. Until keluarga miskin masalah pangan dan papan saja masih jauh dari ukuran kehidupan Yang layak,” tukas dosen Pasca Sarjana Fakultas Hukum UIA ini.

Sutrisno juga menegaskan bahwa da’wah yang mencerahkan disamping mengajak atau menyerukan kepada umat until meningkatkan iman dan taqwa, tidak kalah pentingnya bagaimana meningkatkan kualitas hidup (quality of life) umat Islam.

Dengan demikian meningkat pendapatan umat juga penting. Berangkat dari da’wah yang memberdayakan ekonomi umat menjadi sangat penting dan strategies.

Selain itu, kata dia, peningkatan ekonomi umat berbasis masjid atau berbasis dari komunitas Islam juga penting misal ormas Islam memberdayakan anggota atau ummatnya dengan mendirikan unit-unit bisnis,ekonomi dan keuangan ummat.
Pendirian lembaga keuangan berbasis syariah seperti Baitul Mal Was Tanwil (BMT) atau Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dapat pula mendirikan minimarket kebutuhan pokok sehari-sehari untuk ummat dan jama’ah.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru Hijriyah, Ini yang Dilakukan 16 Ribu Warga Muslim Bali

“Pendirian, bimbingan, pembinaan usaha berbasis Rumah tangga misalnya home industry. Berupa usaha kerajinan, indsutri kreatif berbasis Rumah tangga misal pembuatan kueh dan lainnya,” Ujarnya.

Pendirian BMT, koperasi syaria, toko kebutuhan harian dan lain-lain berbasis masjid, pesantren perlu “ditingkatkan atau di massalkan dan dikembangkan secara masif, terstruktur, dan terorganisir dengan baik.

Tak sampai disitu, Sutrisno menambahkan bahwa pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah, BMT, unit usaha bisnis lainnya seperti mini market, toko material bahan bangunan, jasa cattering, usaha percetakan,  fotocopy, service komputer, handphone dan lain-lain juga harus lebih digiatkan.

Pendirian unit usaha mikro, kecil bagi bagi umat Islam harusnya digalakkansecara masif dan terstruktur, terencana dan berkesinambungan. Karena, Disinilah peranan komunitas ummat Islam; seperti, Dewan Kemakmuran dan Kesejahteraan Masjid (DKM), pondok pesantren,  ormas ormas Islam, parpol berbasis pemilih Muslim, parpol Ber asas Islam mengambil peran  dalam pemberdayaan ekonomi umat.

“Inilah momentum yang dapat diambil dalam menyambut Tahun Baru Islam 1439 Hijriah. Selamat Tahun Baru  Islam 1439.H,” tutup Sutrisno yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta ini. (Hurry)

Tinggalkan Balasan