Mahasiswa UM Surabaya Ciptakan Alat Pendeteksi Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

oleh -343 views

Reporter: Adhi

Surabaya, suaraindonesia-news.com – Ramadhan sebagai bulan istimewa banyak mendatangkan berkah bagi seluruh ummat manusia, khususnya ummat islam. Pada bulan suci ini, berbagai kalangan mendapatkan manfaat. Utamanya pedagang makanan, karena kebutuhan untuk berbuka puasa dan sahur, diberbagai tempat muncul penjual makanan atau jajanan. Boleh dibilang bulan Ramadhan surga bagi pebisnis kuliner. Karena banyak makanan dan minuman khas Ramadhan, akan membuat ummat Islam yang berpuasa semakin meyenangkan.

Meskipun banyak kalangan menghimbau untuk tidak sembarangan dalam membeli makanan dan beberapa pemerintah daerah melakukan antisipasi dengansidak terhadap pasar, namun ada saja penjual yangacuh tak acuh terhadap persoalan tersebut. Oleh karena itu, guna mewaspadai makanan/ jajanan untuk kebutuhan berbuka puasa yang mengandung bahan pengawet seperti formalin, borak dan zat berbahaya lainnya, dua mahasiswa Prodi Analis Kesehatan UMSurabaya (Risma Kartika dan Rofiah Faradillah ) membuat alat inovasi untuk mendeteksi kandungan berbahaya dalam makanan. Dengan alat ini, akan sangat membantu masyarakat dengan mudah untuk mendeteksi zat berbahaya yang ada pada makanan. Nama alat tersebut adalah Aditif Quick Check Set Pen (Aqice Pen).

Selain itu, hasil uji sampel yang dilakukan dengan alat tersebut dibeberapa pasar menemukan bahwa beberapa sampel makanan dan minuman dari 10 pasar disurabaya, terdapat 8 pasar masih menggunakan zat pewarna tekstil berbahaya, sedangkan 7 pasar masih menggunakan borak untuk beberapa jenis makanan, dan 9 pasar menggunkan garam beryodium. Melihat hasil tersebut hampir 70-80% beberapa pedagang masih me nggunakan zat berbahaya baik berupa zat pewarna berbahaya dan borak. Oleh karena itu masyarakat Surabaya diharapkan agar lebih berhati-hati dalam memilih makanan untuk berbuka di bulan puasa ini.

Junaidi Fery Efendi selaku manajer Program Inovasi dan Bisnis (PIB) Mahasiswa UMSurabaya mengatakan, inovasi yang dibuat oleh dua mahasiswa analis ini, merupakan satu diantara sekian inovasi lainnya yang akan dipersembahkan untuk masayarakat. Ia mengatakan di tangan mahasiswa yang kreatif ini bahan-bahan yang sebelumnya dipandang biasa, akan menjadi barang yang berguna dan naik kelas. Seperti alat pendeteksi makanan ala mahasiswa ini, terbuat dari bahan yang sederhana namun bisa mendeteksi makanan dari kandungan zat kimia yang berbahaya.

Sedangkan Dr. dr. Sukadiono, MM selaku rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh mahasiswanya tersebut merupakan bentuk aksi nyata dari kampus untuk masyarakat. Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli makanan bebas  tersebut. Selain itu ia meghimbau kepada seluruh penjual ataupun toko agar juga tidak sembarangan menjual makanan.

“Kepada masyarakat, hati-hati dalam membeli makanan untuk berbuka ataupun sahur. Karena maraknya makanan yang dijual bebas mengandung pengawet borak ataupun zat pewarna tekstil akan menyebabkan penyakit kangker. Semoga dengan adanya alat pendeteksi yang dibuat oleh mahasiswa kami ini, memberi manfaat bagi seluruh masyarakat,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan