Mahasiswa IPB University, Kenalkan Huruf Melalui Permainan Tradisional

oleh -200 views
Saat Mahasiswa University memperkenalkan huruf melalui permainan tradisional.

BOGOR, Sabtu (08/08/2020) suaraindonesia-news.com – Pandemi COVID-19 masih terus berlanjut, hal ini terlihat dari penambahan kasus baru yang masih terjadi setiap harinya. Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki masa AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru), nyatanya belum semua sektor bisa kembali beroperasi, salah satunya adalah pendidikan.

Penyelenggaraan pendidikan dianggap masih beresiko tinggi untuk menjadi sarana penyebaran virus corona. Akan tetapi, keadaan perekonomian negara yang terus menurun menjadi alasan pemerintah dalam memutuskan untuk tetap melakukan pembelajaran di rumah sampai saat ini.

Sistem pembelajaran yang masih sederhana, sarana prasarana yang belum memadai, serta adaptasi pengajar dan siswa yang masih rendah menjadi bukti bahwa Indonesia belum siap secara utuh dengan adanya pembelajaran secara online.

Keadaan pandemi ini tentunya membuat banyak siswa kesulitan dalam memperoleh pembelajaran, tidak terkecuali di Kampung Sindangpalay, Desa Sukakerta, Kabupaten Cianjur. Oleh karena itu, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB membuat program SIPAJAR (Sindangpalay Mengajar) untuk membantu anak-anak tetap belajar walaupun di rumah saja.

“Masih ada siswa SD yang kesulitan dalam mengenal huruf dan angka, jika kondisi ini terus dibiarkan kami khawatir siswa akan kesulitan dalam menerima materi sekolah selanjutnya,” Ujar Amanda, salah satu pengajar dalam kegiatan ini melalui telepon seluler kepada suaraindonesia-news.com, Sabtu (08/08).

Agar pembelajaran lebih menarik, materi disampaikan melalui permainan dan lagu anak tradisional sunda seperti kacang panjang dan oray orayan. Harapannya selain menjadi media belajar, hal ini juga bisa menjadi ajang untuk melestarikan permainan tradisional.

“Metode ini kami gunakan karena sudah sangat akrab dengan anak-anak, sehingga diharapkan dapat memudahkan anak-anak dalam belajar sekaligus ajang melestarikan budaya,” lanjut Amanda.

Reporter : Iran G Hasibuan
Editor : Amin
Publisher : Ela

Tinggalkan Balasan