Reporter: Hasan
Jakarta, Kamis 13/10/21016 (suara indonesia-news.com) – Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) se Indonesia mengecam tindakan premanisme Aparat terhadapa massa aksi LMND NTT.
Intimidasi, pemukulan, penangkapan terhadap rakyat akan terus berlangsung jika alat negara tidak lagi berfungsi sebagai pelindung, dan pengayong bagi rakyatnya sendiri. Kata Ketua Umum LMND Hari Ini (13/10/2016).
Aparat keamanan yang seharusnya menjaga dan memberi perlindungan bagi warga negara yang melakukan aksi massa dalam rangka menuntut hak-hak dasar yang dilindungi oleh UU, tapi nyatanya tidak. Buktinya aparat keamanan daerah Nusa tenggara timur (NTT) kembali mempertontonkan budaya orba baru (kekerasan, Intimidasi dan pengkapan) ditengah upaya rakyat membangun demokrasi yang menghargai Hak Asasi Manusia. Budaya kekerasan ala orde baru yang sudah membuat trauma anak-anak bangsa selama 32 tahun itu terus dipelihara dan dipraktekkan oleh aparat waulaupun mereka sadar budaya kekerasan bukan jalan untuk penyelesaian masalah bangsa.
Aksi massa LMND NTT yang long marc melewati depan aula balai Biinmafo untuk meminta penjelasan terkait pemadaman listrik di Kabupaten Timor tengah Utara-NTT yang semulanya berjalan aman dan tertip harus berakhir dengan pembubaran, pemukulan, dan penangkapan. Padahal, massa sudah berupaya tertib dan menjelaskan dari aksi hari ini.
“Pembubaran massa aksi, Pemukulan dan penangkapan terhadap saudara Hermanus Tupen Masan (anggota LMND NTT) pada hari ini (kamis 13 Oktober) adalah suatu tindakan melawan hukum, dan Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh karena tindakan aparat di atas, maka Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) secara nasional mengutuk keras tindakan aparat yang tidak taat pada UUD dan Pancasila,” Kecam Jami Kuna dalam menutup pernyataannya.
Dikirim dari telepon pintar vivo saya
