Korban Pembataian Eks G30 S/PKI Ditemukan di Jemrana Bali - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita UtamaPeristiwa

Korban Pembataian Eks G30 S/PKI Ditemukan di Jemrana Bali

×

Korban Pembataian Eks G30 S/PKI Ditemukan di Jemrana Bali

Sebarkan artikel ini
penemuan potongan kerangka manusia saat menggali sumur tepatnya di tegal badeng timur Jembrane
Penemuan potongan kerangka manusia saat menggali sumur, tepatnya di tegal badeng timur, Jembrane, Senin (29/5/2017).

Reporter: Sudirman

JEMBRANA BALI, Senin (29/5/2017) suaraindonesia-news.com – Warga Jembrana, Bali, di kejutkan denga penemuan potongan kerangka manusia saat menggali sumur, tepatnya di tegal badeng timur, Jembrane, Senin (29/5/2017).

Penggalian sumur berawal dari sebuah mimpi yang aneh. Nengah Astika sang pemilik sumur selalu bermimpi yang aneh. Astikah kemudian meminta petunjuk ke orang pintar, mengenai mimpinya, dari orang pintar itulah Astikah mendapat cerita bahwa ada sumur tua di kebun milik nya yang jadi kuburan massal.

Baca Juga :  Kebun Tebu di Desa Gro'om Proppo Dilalap Si Jago Merah

Astikah pun langsung menggali sumurĀ  setelah sumur di gali sampai kedalaman 8 meter, ditemukan lah tulang belulang manusia yang sudah rapuh dan menghitam.

Di sekitar tulang belulangĀ  yang sudah rapuh di temukan linggis dan batu yang cukup besar yang diduga di gunakan untuk membunuh.

Tim inafis polres Jembrana mengidentifikasi tulang-tulang yang di temukan, dan di yakini milik ketut Wandra, yang merupakan korban pembataian eks G30 s/PKI.

“Kami mendapat petunjuk dari orang pintar kalau mayat yang di kubur itu bagian dari korban G30s/PKI,karena itu pekarangan kami harus di bersihkan,” Beber Astikah.

Baca Juga :  Kota Langsa Akan Dibangun Rumah Sakit Regional Tahun Mendatang

Setelah tulang belulang selesai di identifikasi maka akan di serahkan ke pihak keluarga untuk di adakan upacara adat.

“Kami segera akan menggelar upacara pecaruan untuk membersihkan pekarangan,” jelas Dewa Kade Mudiana, tokoh yang sejak awal mendampingi penggalian sampai ditemukannya tulang belulang.

Selanjutnya akan di lanjutkan dengan upacara pecaruan nawa gempang untuk menetralisir pekarangan agar tidak ada aura negatif,tukasnya.