KOTA BAT, Kamis (26 Oktober 2017) suaraindonesia-news.com – Komite Olahraga Nasinal Indonesia (KONI) Jatim meminta kepada Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim untuk segera mempersipakan atlet sepak bola U 17 dan memproduk atlet berkwalitas menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua tahun 2020.
Ketua Harian KONI Jawa Timur, M Nabil mengatakan target KONI Jatim pda PON Papua 2020 menjadi juara umum, namun kiranya kurang pas atau kurang sempurna bila tidak dibarengi dibarengi dengan prestasi cabang olahraga sepak bola, prestasi itu terasa hampa.
“Oleh sebab itu kami meminta PSSI Jatim untuk mempersiapkan diri menjelang PON Papua 2010, pemain atau atlet U 17 tahun sekarang ini harus dipersiapkan diri sebaik mungkin, Sebab Jatim sebagai Barometer sepak bola Nasional,” Kata M Nabil saat ditemui di sela- sela acara Acara kongres Tahunan Asprov PSSI Jatim, di Hotel Agrokusuma Kota Batu, Kamis (26/10/2017).
Baca Juga: Kasek SD 071209 Bawonauru Diduga Lalaikan Tugas
Kegagalan PON pada cabang Olahraga di Jabar Tahun 2016 lalu kata dia, janganlah terulang, Jatim harus lolos PON Papua dan menjadi juara umum, sekaligus memperoleh medali mas pada cabang sepak bola.
“Kita Jangan sampai kalah di pra PON, mulai sekarang itu PSSI Jatim harus mulai merekrut calon-calon pemain terbaiknya, tidak hanya pada atlet tetapi pelatih, dan pemerintah juga mendorongnya untuk meraih prestasi,” Kata dia.
Dalam waktu dua tahun ini, harus bisa mempersiapkan dan memiliki harapan baru, semangat baru, prestasi baru. Sebab ada 10 club terbaik sepak bola ada di Jatim. Untuk itu Kiranya PSSI Jatim dapat memberi sumbang sih sepak bola dalam PON 2020.
“Kalau usia Cabor Sepak bola PON Papua 2020, U 23, PSSI jatim mulai harus mempersipkan U 17 tahun, seleksi atlet harus dimulai sekarang, dengan kompetisi, Lembaga sepak bola sekarang ini sudah bisa menunjuk siapa-siapa atlet yang dipih itu,” jelasnya. (Adi Wiyono/Jie)
Alangkah baiknya ada persaingan sepakbola sejak usia diri. Contohnya dengan adanya turnamen-turnamen tingkat sekolah menengah sampai kampus di Jatim pasti akan meningkatkan kapasitas pemain-pemain muda kita seperti di Negara-Negara maju yang sudah menerapkan hal serupa.
Sepakbola sendiri sebenarnya harus dimulai semenjak usia 5 tahun dimana di Indonesia masih sangat jarang. Ada kita temui akademi Arsenal di ibukota tapi itu cuma buat yang berduit. Paling tidak dengan diperkenalkan persaingan olahraga semenjak SMP, para pemain terasah jiwa dan raga dan barangkali terasah bakatnya untuk bermain membela provinsi kita di PON maupun di SEA Games kelak.