PAMEKASAN, Jumat (17/11/2023) suaraindonesia-news.com – Dalam rangka meramaikan Bahasa Madura, Komunitas Dhu’ Remmek Pamekasan dan Sanggar makan Hati melaksanakan Festival Kampung Tani, di Desa Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Jumat (17/11/2023).
Kegiatan yang bertempat di Kelurahan Temas ini membahas persoalan budaya lokal yang terus terkikis oleh arus globalisasi untuk tetap di lestarikan kepada generasi generasi penerus bangsa.
“Kegiatan ini berawal dari diskusi di group WhatsApp, kemudian dilanjut dengan pertemuan yang lebih formal untuk membahas masalah budaya, terutama kondisi Bahasa Madura saat ini ternyata mendapat tanggapan positif dari teman-teman
group,” kata Masrsiono, Ketua Sanggar Makan Ati.
Masrsiono menambahkan, kegiatan ini sangat baik memperkenalkan seni budaya daerah Pamekasan, maka ke depan, kata dia, harus terus menjalin kerjasama dengan Dhu’ Remmek.
Baca Juga: Antisipasi BALI, Kasat Lantas Pamekasan Pimpin Langsung Patroli di Dalam Kota Pamekasan
Sementara Lurah Temas, Kecamatan Temas, Kota Batu saat di temui oleh awak media menyampaikan, Festival kali ini sudah ke 7 kalinya. Ini memang special perpaduan budaya Jawa dan Madura.
“Agenda kami dalam setiap tahunnya menggelar beberapa acara yang menampilkan budaya budaya, namun tidak meninggalkan kearifan lokal,” kata Lurah Temas, Adi Santoso.
Untuk Festival kali ini ungkap lurah Temas, murni festival kampung tani yang mengangkat potensi pertanian, kearifan lokal, peternakan.
“Ini bertujuan untuk mengangkat keberlanjutan peternakan dengan teknologi yang saat ini sudah ada,” jelasnya.
“Kami akan menyajikan peternakan yang berbasis teknologi, melalui sistem teknofam sehingga peternakan berkembang melalui perkembangan jaman,” tuturnya.
Selain itu kata dia, melalui Festival yang setiap tahun di selenggarakan akan berdampak baik kepada UMKM, destinasi pariwisata, mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.
“Batu merupakan kota wisata, dengan konsep ini akan menarik wisatawan datang ke Kota Batu,” ucap Adi Santoso.
Dengan harapan, secara masiv berdampak kepada masyarakat secara langsung tidak hanya sebuah event seremoni belaka.
“Dampak yang diharapkan secara ekonomi masyarakat, kepariwisataan, dengan begitu akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” imbuhnya.
Selain itu, festival kampung tani akan digelar sharing session dengan tujuan sama sama mengenal budaya masing masing antara budaya Jawa dan Madura.
Disisi lain Sujak Lukman salah satu warga Kabupaten Pamekasan
mengapresiasi pagelaran festival kampung tani dengan perpaduan budaya Jawa dan Madura.
“Ini suatu festival yang sangat positif sehingga membentuk akulturasi antara budaya Jawa dan Madura,” kata Sujak Lukman.
Dengan begitu, kata Sujak, bisa merekatkan tali silaturahmi dan meningkatkan persatuan antara masyarakat Jawa dan Madura.
“Harapan ke depan, ya tentunya dengan adanya event ini berdampak secara masif berdampak kepada masyarakat secara langsung tidak hanya sebuah event ceremony belaka, akan tetapi ada dampak ekonomi untuk kehidupan masyarakat,” tutupnya.
Reporter : May
Editor : Amin
Publisher : Eka Putri