Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Peristiwa

Komposer Muda Kritik Bagi Perambah Hutan Lewat Musik Rentak Nandung

Avatar of admin
×

Komposer Muda Kritik Bagi Perambah Hutan Lewat Musik Rentak Nandung

Sebarkan artikel ini
Hutan dan Industri
Ilustrasi

Reporter : Inro

Jambi, Suara Indonesia-News.Com – Aktifitas perambahan hutan secara ilegal dan masif menjadi inspirasi komposer musik muda Jambi, Uswan Hasan untuk melahirkan karya musik kontemporer Rentak Nandung bertajuk Hutan Dalam Komposisi Musik.

Penyajian musik Rentak Nandung memang didominasi idiom-idiom hutan. Musik ini mengambarkan kemarahan, kesedihan, kegelisahan, dan keserakahan manusia dalam mengeksploitasi hutan. Hal ini pun digambarkan secara afiks dalam adegan penembangan pohon, yang diperankan aktor teater muda Jambi, Aart S Jauhari.

Untuk membuat pertunjukan semakin kompleks. Uswan Hasan menggandeng Maestro Seni Tradisi Senandung Jolo, dari Desa Tanjung, Kecamatan Kumpe Ilir, Muarojambi. Selain memberikan apresiasi kepada masyarakat umum, performance musik Rentak Nandung ini, juga dalam rangka penyelesaian studi akhir Uswan Hasan pada Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

“Proses pembuatan musik hutan ini hampir dua tahun, sudah sangat matang. Semua diselesaikan secara bertahap. Pertunjukkan kali ini memang berbeda, karena bagian dari ujian akhir pascasarjana dan menyentil pemerintah lewat kritik sosial,” kata Uswan Hasan, usai pertunjukan di Taman Budaya Jambi, Rabu (27/1).

Baca Juga :  Kapolresta Deli Serdang Pimpin Sertijab Kasat Reskrim dan Kapolsek Galang

Ia menjelaskan pertunjukkan kali ini memang mengandalkan managemen seni yang cukup kompleks. Untuk itu, lanjut Hasan, dirinya menggandeng Dewan Kesenian Jambi (DKJ) dan UPTD Taman Budaya Jambi untuk memback-up pertunjukkan.

Selain melibatkan dua lembaga seni tertinggi, kata Hasan, dirinya juga melibatkan 18 seniman muda sebagai pedukung pertunjukkan dan tiga orang Maestro Seni Tradisi Senandung Jolo, Dusun Tanjung Kabupaten Muarojambi. Dimana ada lima karya musik yang dikombain menjadi satu kesatuan yakni Nandung Tanah Tanjung, Satang Rimbo, Rentak Nandung, Membentang Jolo, dan Senandung Jolo.

Tidak hanya tampil untuk ujian, pertunjukkan ini memang diproyeksikan dapat diapresiasi melalui penjulan tiket terbatas dan eksklusif. Dimana telah disaksikan sekitar 300-400 orang dari masyarakat umum, mahasiswa, dan pelajar.

Baca Juga :  Lomba Mapsi SD Kecamatan Pati Diwarnai Aksi Protes

Gaung publikasi dari pertunjukkan ini, kata Hasan, juga bekerja sama dengan 15 media cetak dan elektronik yang berskala lokal maupun nasional. Hasan berharap dengan adanya kerja sama ini, kritik sosial tentang kerusakan hutan dan lingkungan dapat dipahami pemangku kebijakan.

Tidak hanya itu, agar pertunjukan musik rimba memiliki “power”, Hasan juga mendatangkan instansi pemerintah yakni Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi. Bahkan Wawan juga bekerja sama dengan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan KKI Warsi Jambi.

Untuk diketahui, pertunjukan musik Rentak Nandung Uswan Hasan mendapatkan nilai sempurna dari tiga tim penguji (dosen musik) ISI Surakarta, yakni Prof Dr Rahayu Supangkat, S.Kar lalu Prof Dr Pande Made Sukerta, S.Kar M.Si dan Dr Anton Rustandi M M.Sn.
Dikirim melalui BlackBerry® dari 3 – Jaringan GSM-Mu