Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaEkonomi

Kisah Nenek Usia 85 Tahun Berjualan Jajanan Siswa di Halaman SDN Rapa Laok 1

Avatar of admin
×

Kisah Nenek Usia 85 Tahun Berjualan Jajanan Siswa di Halaman SDN Rapa Laok 1

Sebarkan artikel ini
IMG 20250201 203020
FOTO : Nenek usia 85 tahun masih berjualan jajanan siswa di halaman SDN Rapa Laok 1 Kecamatan Omben, Sampang. (FT/Nor/SI)

SAMPANG, Sabtu (1/2) suaraindonesia-news.com – Seorang nenek usia 85 tahun dengan tubuhnya yang sudah tua dan rapuh, masih mencari nafkah dengan berjualan jajanan siswa di halaman SDN Rapa Laok 1 Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.

Sambil duduk di paving samping sekolah SDN Rapa Laok 1, ia menggelar jualan dibawah beralaskan pelastik. Dengan tubuhnya yang sudah tua karena termakan usia, ia dengan sabar nungguin jualannya sambil menyapa setiap siswa yang lagi bermain saat jam istirahat.

Dewan Pendidikan saat berada di halaman SDN Rapa Laok 1, juga tak luput dari sapaannya sambil menawarkan kerupuk. Mari pak beli kerupuk. Menghormati seorang nenek, kami menghampirinya dan mengobrol.

Baca Juga :  ‎Terjerat Judol, Kurir Expedisi Di Aceh Timur Habisi Rekan Sendiri

Cukup asik ngobrol bersama nenek Munadi, begitu ia memperkenalkan dirinya. Karena, walaupun sudah berusia 85 tahun tapi pendengarannya masih tajam dengan menjawab pertanyaan yang disampaikan.

“Saya bu Munadi pak. Munadi nama suami saya tapi sudah lama meninggal,” katanya memperkenalkan diri.

Karena kasihan, kami memberikan sedikit sedekah. Ia begitu bahagia dan mengucapkan banyak terimakasih dan bersyukur. Tampak raut wajahnya yang sudah tua tersenyum, karena sejak pagi katanya jualannya belum laku.

Baca Juga :  Raih Prestasi Cemerlang di Akhir Tahun, DKPP Sumenep Pertegas Tingkatkan Kinerja di Tahun 2023

Kami hanya bergumam dalam hati, ya Allah walaupun hanya sedikit rejeki yang di dapat tapi rasa syukurnya sangat tinggi dan besar.

Keterangan dari seorang guru SDN Rapa Laok 1 mengatakan, ia sudah cukup lama berjualan di halaman sekolah, dengan menggelar jualannya dibawah. Disampingnya ada kantin sekolah, sehingga ia berharap siswa yang tidak jajan dikantin sekolah untuk membeli jualannya.

“Terkadang para guru yang membeli jualan kerupuknya karena kasihan,” jelasnya.