KOTA BATU, Suara Indonesia-News.Com – Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawasnsa, Minggu sore (18/10) memberikan bantuan yakni kepada 167 korban trafficking di Jawa Timur, Penyerahan bantuan diserahkan di Desa Jombok, kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang
Sebanyak 167 korban trafficking atau perdangangan manusia se Malang Raya tersebut menerima bantuan Rp 1 miliar lebih. Bantuan tersebut akan digunakan untuk pelatihan kerja dan modal usaha dari Kementrian Sosial (Kemensos) RI
Menurut Khofifah, bentuk latihan kerja yang diberikan pada perempuan korban perdagangan manusia, mantan TKW dan TKI di Provinsi Jatim berupa latihan bidang pertanian, membuat makanan-minuman, peternakan dan menjahit serta membuat handy craft.
“Diharapkan mereka setelah mengikuti pelatihan itu, nantinyadapat memanfaatkan modal kerja itu secara baik sesuai apa yang diharapkan oleh pemerintah,. Supaya produk pertanian, peternakan. Hasil menjahit dan pengolahan makanan bisa dipasarkan, dan bisa mandiri ” jelas dia
Kata Wanita kelahiran Surabaya ini, Untuk peserta pelatihan bidang pertanian menyarankan untuk menanam mawar dan bertanam sayuran organik. Lalu yang latihan menjahit. Kedepan disarankan bekerja sama dengan sekolah-sekolah, pondok pesantren menjkadi wanita yang muslimah
Demikian pula dengan peserta pelatihan peternakan. Supaya bekerja sama dengan warung makan dan pedagang pasar. “Petani mawar di Kota Batu kekurangan barang untuk dikirim ke luar kota. Jadi kalau di Desa Jombok ada produksi mawar. Maka bisa dijual ke Kota Batu,” urainya.
Sementara itu, Jiati, Ketua Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan pengurus Koperasi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Malang, mengungkapkan , rata-rata perempuan korban perdanganan manusia berasal dari Kecamatan Ngantang.
Jiati juga menyebut, ada diantara bereka yang terputus kontraknya gara-gara disiksa majikannya akhirnya pilih kabur dari rumah majikannya. Lalu pulang ke Indonesia, Mereka ada yang bekerja di Brunai Darusslam, Malaysia, Taiwan termasuk dikawasan Timur Tengah.
Lanjut Dia,, nanti seluruh produk yang dihasilkan dari 167 perempuan korban traficking akan dipasarkan di koperasi SBMI. “Mereka itu optimis dengan pemberian modal itu mereka ingin menjadi pengusaha dinegara sendiri.Dan mereka tidak ingin kembali ke luar negeri lagi ungkapnya.
Kemudian dihadapan Khofifah, salah satu korban perdangangan manusia menyampaikan uneg-unegnya kalau dirinya pernah bekerja di Brunai Darussalam. Saat bekerja diliuar negeri sering tidak diberi makan oleh majikannya.
“Saya kapok Bu, jadi TKI. Setiap hari hanya diberi makan roti bakar dan minum kopi. Kalau pekerjaan saya dianggap salah. Dihukum tidak diberi makan sehari. Tidurnya larut malam. Saya ingin menjadi pengusaha dirumah saya,” Keluh seorang korban trafiking kepada Khofifah (adi Wiyono).