BERAU, Selasa (9/12) suaraindonesia-news.com — Ketua Nasional Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Indonesia, Jeny Claudya Lumowa, memberikan apresiasi atas dedikasi Ibu Nur Fauziah yang selama bertahun-tahun merawat anak yatim, piatu, dan anak terlantar di Berau. Saat ini, sebanyak 35 anak asuh yang tinggal di “Rumah Anak Indonesia” menghadapi situasi mendesak karena tempat tinggal mereka di Jalan Gunung Panjang RT 04 harus segera dikosongkan.
Masalah muncul setelah rumah yang ditempati Ibu Nur Fauziah sejak 2016 diketahui tengah dalam angsuran bank, dan pihak keluarga pemilik memberikan batas waktu sekitar satu bulan untuk mencari tempat baru.
Menurut penuturan Ibu Nur Fauziah, perjalanan pengasuhan dimulai tahun 2014 ketika ia dan suaminya mengasuh 12 anak di kontrakan tiga pintu di Jalan Kilo 2 Sambaliung. Dengan fasilitas terbatas satu kamar tidur, satu kamar mandi, dan ruang tamu yang difungsikan sebagai mushola mereka bertahan lebih dari setahun.
Perpindahan ke rumah di Gunung Panjang terjadi pada 9 September 2016 setelah seorang dermawan, Fitrial Noor, menawarkan tempat tinggal baru usai melihat kondisi kontrakan yang dianggap tidak layak.
Selama hampir sembilan tahun menempati lokasi tersebut, Ibu Nur Fauziah mengaku tidak pernah mengajukan proposal bantuan kepada perusahaan maupun pemerintah. Meski tanpa donatur tetap, kebutuhan harian dan biaya sekolah anak-anak tetap dapat dipenuhi.
Dengan adanya kewajiban pengosongan rumah, Ibu Nur Fauziah menyatakan siap pindah ke lokasi baru yang memungkinkan anak-anak tetap mendapatkan pengasuhan layak. Ia juga tidak keberatan apabila panti harus menggunakan nama baru sesuai arahan pihak yang memberikan bantuan tempat tinggal.
Ketua Nasional TRC PPA, Jeny Claudya Lumowa, menyampaikan dukungan atas upaya pengasuhan yang dilakukan selama ini.
“Saya, Jeny Claudya, Ketua Nasional TRC PPA, memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Nur Fauziah yang telah dengan dedikasi melindungi anak-anak ini. Kami percaya, dukungan bagi anak-anak asuh tersebut akan terus mengalir,” ujar Jeny.
TRC PPA Indonesia bersama pengelola panti berharap ada pihak yang berkenan memberikan solusi tempat tinggal baru bagi 35 anak tersebut sehingga proses pengasuhan dapat berlangsung tanpa gangguan.












