Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaKesehatanPeristiwa

Kasus Ratusan Sapi di Sumenep Terserang Penyakit, DKPP Belum Edentifikasi Penyebabnya

Avatar of admin
×

Kasus Ratusan Sapi di Sumenep Terserang Penyakit, DKPP Belum Edentifikasi Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
IMG 20241231 205013
Foto: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep Saat Turlap ke Desa Prancak untuk Tangani Kasus Ratusan Sapi Terserang Penyakit. (Foto: Ari/Suara Indonesia).

SUMENEP, Selasa (31/12) suaraindonesia-news.com – Ratusan sapi di Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang terserang penyakit hingga kini belum teridentifikasi.

Akibatnya, sejumlah ternak dilaporkan mengalami kematian mati yang signifikan, sehingga memicu kepanikan di kalangan masyarakat.

Para peternak bahkan terpaksa menjual sapi mereka dengan harga rendah demi menghindari kerugian lebih besar akibat kematian ternak.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) telah turun tangan untuk menangani kasus ini, Namun, hingga kini, DKPP belum dapat memastikan penyebab penyakit tersebut.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Sumenep, drh. Zulfa, mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium.

“Untuk penyakitnya kami belum bisa memastikan karena perlu dilakukan uji laboratorium terlebih dahulu. Namun, berdasarkan gejala yang terlihat, seperti kematian mendadak, kemungkinan disebabkan oleh rumput yang dipupuk dan disemprot bahan kimia,” ujar Zulfa saat dihubungi melalui WhatsApp, Selasa (31/12/2024).

Ia menjelaskan, rumput yang digunakan sebagai pakan sapi diduga mengandung gas yang menyebabkan kembung pada hewan ternak.

Baca Juga :  TRC PA Kunjungi Ibu Lima Anak Yang Tinggal di Gubuk Reot

Menurut Zulfa, kembung tersebut, jika tidak segera ditangani, dapat berujung pada kematian sapi.

Ia mengimbau para peternak untuk melayukan rumput terlebih dahulu sebelum memberikannya sebagai pakan.

“Rumput harus dilayukan untuk mengurangi kandungan gas. Ini penting agar sapi tidak mengalami kembung,” jelasnya.

Selain itu, ia mengingatkan peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan menghindari mendatangkan sapi baru selama musim pancaroba.

“Sapi baru sering menjadi pembawa penyakit yang dapat menular ke ternak lainnya,” tandasnya.

Zulfa juga meminta masyarakat segera melapor jika ternak mereka menunjukkan gejala sakit agar bisa segera ditangani.

Baca Juga :  Ratusan Mantan Pegawai BLUD RSUD Dr. M. Thomsen Nias Protes Kebijakan Direktur

Ia menegaskan pentingnya vaksinasi dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit.

“Pengendalian dan pencegahan penyakit sangat bergantung pada vaksinasi. Jadi, saya harap masyarakat tidak menolak jika ada program vaksinasi hewan ternak dari pemerintah,” pungkas Zulfa.