Reporter: Ipul
Taliabu Malut, Jum’at (27/1/2017) suaraindonesia-news.com – Janji perusahan tambang PT. Adidaya Tangguh, untuk membayar ganti rugi lahan kepada masyarakat lingkar tambang hanya isapan jempol belaka.
Jumat, (26/01) sekitar pukul 10.30 masyarakat lingkar tambang yang kehilangan kesabaran dan melakukan demonstrasi hingga berujung pada pembakaran kendaraan milik PT, Adidaya Tangguh. Aksi unjuk rasa ini berlangsung di Desa Todoli, Kecamatan Lede, Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara.

Dalam aksi itu, warga meminta pihak PT. Adidaya Tangguh, segera membayar ganti rugi lahan maupun sejumlah tanaman milik warga yang telah digusur oleh pihak perusahan.
Selain itu, proses penyerobotan lahan milik warga yang dilakukan oleh pihak PT. Adidaya Tangguh terkesan memaksa. Bahkan, pihak perusahan sendiri dalam jalankan aksi penggusurannya beralasan bahwa kalau lahan yang mau digusur adalah lahan milik negara, Setelah menggusur lahan milik warga, pihak tambang berjanji akan membayar lahan termasuk tanaman milik warga, tetapi janji tersebut tak pernah dilakukan.
“Kadang Penggusuran lahan milik warga dilakukan pada malam hari dan memakan tanaman cengkeh hingga mencapai ribuan, baik cengkeh remaja maupun yang sudah tua,” beber Fandi Sangaji Koordinator Aksi kepada suara indinesia-news melalui via telepon jumat (26/01/).
Menurut Fandi, aksi peggusuran itu di lakukan secara paksa oleh pihak perusahan hamper 80% masyarakat Taliabu bergantung hidup sebagai petani, memanfaatkan lahan untuk berkebun agar bisa menyambung hidup setiap hari, juga menyekolahkan anak mereka, sehingga penyorobotan lahan adalah perampasan ruang hidup.
“Hadirnya PT. Adidaya Tangguh seakan merampas ruang hidup masyarakat yang ada di Pulau Taliabu, pembebasan-pembebasan lahan pun marak terjadi, guna meluaskan ekspansi ruang garapan bagi adidaya tangguh. Tanpa melakukan ganti rugi tanaman milik warga yang menjadi korban perluasan tersebut, hak-hak yang harus dipenuhi oleh pihak tambang sampai hari ini pun tak pernah dituntaskan,” akunya.
Harapan warga saat ini, agar Pemkab Pulau Taliabu tidak tutup mata terkait dengan masalah yang dirasakan masyarakat lingkar tambang.
“Kami meminta Pemda harus menyikapi masalah ini, itu harapan kami, jika hal itu tak digubris maka kami melakukan aksi besar-besaran,” katanya.