Jeritan Janda Dhufa di Aceh Timur Terbelenggu Kemiskinan

oleh -1,576 views
Rahmaniah dan Nurkisah Janda Miskin beserta anak yatim di Dusun Cek Yasin Desa Pucok Alue Sa, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur.

ACEH TIMUR, Senin (06/04/2020) suaraindonesia-news.com – Beberapa keluarga janda miskin di Dusun Cek Yasin, Desa Pucok Alue Sa, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur kehidupannya sangat memprihatinkan, jangankan untuk membiayai pendidikan anak anak mereka yang telah yatim untuk makan sehari hari saja sangat susah, bahkan sering harus menahan lapar karena tak sanggup membeli beras.

Seperti yang di ungkapkan Rahmaniah (48), janda miskin yang baru saja meninggal dunia suami nya sangat kebingungan untuk membesarkan dan pendidikan masa depan anak anak nya M.Riski (10) kelas 4 SD dan M.Afdhal (5,5) di bangku TK, soal nya saat masih ada suaminya saja kemiskinan menjerat kehidupan mereka.

“Saya sangat bingung bagaimana kedepan bisa membesarkan anak anak saya baik untuk memberi makan maupun kebutuhan pendidikan, saya sendiri tidak punya pekerjaan apalagi, sepetak sawah pun tidak ada, selama ini saja bekerja mencuci pakaian tetangga, menyapu sampah dengan penghasilan Rp 15 ribu perhari itu pun kalau ada yang nyuruh,” ujar Rahmaniah dengan nada sedih.

Lebih miris lagi, atap rumah nya sudah bocor, saat hujan ia mengaku tidak bisa tidur.

“Sedang bantuan kami tidak pernah ada, termasuk bantuan PKH, yang ada cuma kartu BPJS,” sebut nya.

Nasib yang sama juga di alami Nurkisah (43), janda miskin 4 anak, 3 laki laki satu perempuan, dan Wardiah (47) janda miskin yang memiliki beban tanggungan 5 anak yatim yang masih kecil.

“Kami di sini nasib nya sama, hidup susah tak ada sumber ekonomi, kami harus banting tulang untuk bekerja sebagai buruh demi sesuap nasi menghidupi anak-anak kami, sedang bantuan PKH diperuntukkan untuk anak anak sekolah,” kata Nurkisah kepada media yang turut disaksikan Ketua LSM Aceh Future, Razali Yusuf.

Shalahudin, Tokoh masyarakat setempat saat di mintai tanggapan membenarkan kondisi kehidupan ekonomi janda janda miskin tersebut sangat memprihatinkan, kehidupan sosial sangat rentan.

“Mereka sangat membutuhkan perhatian dan bantuan pemerintah, terutama bantuan modal usaha untuk menopang kehidupan mereka sehari – sehari,” kata Shalahudin.

Sementara Kepala Desa/Keuchik Desa Pucok Sa, Abdullah saat di konfirmasi media mengatakan bahwa untuk janda miskin Wardiah dan Nurkisah sudah mendapat bantuan rumah rehab dari Dana Desa, dan mereka juga mendapatkan bantuan PKH.

Sedangkan Rahmaniah tahun 2020 kata kepala Desa sudah dialokasikan bantuan rehab rumah, mengenai PKH pihaknya membenarkan memang belum mendapatkan, karena kuota yang sangat terbatas.

“Untuk Desa kami hanya 30 Keluarga yang mendapatkan PKH, sedangkan Keluarga yang layak mendapatkan nya mencapai 80 Keluarga,” jelas Abdullah.

Ketua LSM Acheh Future Razali Yusuf, mengungkapkan pihaknya mengaku sangat prihatin dengan kondisi keluarga janda janda miskin, menurutnya, ini hanya bagian potret kecil kehidupan keluarga miskin di Aceh.

“Banyak anak yatim yang terlantar terutama pendidikan, padahal mereka banyak berhasrat ingin belajar baik di sekolah maupun di pesantren/dayah. Tapi harapan mereka pupus terganjal kondisi sosial ekonomi orang tua mereka hidup di bawah garis kemiskinan,” Ujar Cekli panggilan akrap Razali Yusuf.

“Kita dengar saja banyak anggaran di Pemerintah, tapi kondisi rakyat di Aceh masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan,” lanjut Cekli.

Cekli menambahkan, Pemerintah seharusnya lebih peka dengan kondisi riil sosial ekonomi masyarakat terutama di Desa/Gampong.

“Jangan hanya duduk di kantor tapi tak pernah turun ke lapangan untuk mendata dan melihat secara langsung kehudapan keluarga miskin/rentan yang perlu perhatian dan bantuan Pemerintah,” pungkas Cekli.

Reporter : Masri
Editor : Amin
Publisher : Ela

Tinggalkan Balasan