SUMENEP, Minggu (16 Juli 2017) suaraindonesia-news.com – Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang turut menyelenggarakan pemilihan kepada daerah (Pilkada) pada tahun 2018 mendatang.
Nah, berdasarkan riset dan laporan sejumlah lembaga survei sudah muncul beberapa nama yang berpotensi maju baik sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Untuk itu, dari deretan tokoh yang dirilis lembaga survei beserta tingkat elektabilitas/potensi keterpilihannya, tidak ada satupun tokoh yang berasal dari Pulau Madura.
“Padahal Madura yang terdiri dari empat kabupaten dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang mencapai 3,5 juta jiwa memiliki peranan penting dalam setiap gelaran Pilkada Jawa Timur,” ujar Ketua Umum Front Pemuda Madura (FPM), Asep Irama, Minggu (16/07).
Menurut aktivis asal pulau Giliraja ini, terbukti dalam Pilkada Jatim 2008 silam, Madura turut menjadi kunci kemenangan pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (KarSa) yang diusung beberapa partai politik.
“Demikian juga pada Pilkada Jatim 2013 Madura menjadi daerah garapan potensial yang memiliki peranan signifikan dalam kemenangan pasangan petahana,” imbuhnya.
Menyikapi hal itu, menyambut Pilkada Jatim 2018 Front Pemuda Madura (FPM) mengambil beberapa sikap penting.
Diantaranya, FPM menyayangkan sejumlah lembaga survei yang tidak menampilkan tokoh politik dari Madura dalam setiap gelaran survei dengan sistem tertutup.
“Padahal beberapa tokoh dari Madura memiliki tingkat elektabilitas, kapasitas dan akseptabilitas politik yang signifikan,” imbuh Asep.
Bahkan, FPM mendorong beberapa tokoh dari Madura untuk maju sebagai cagub/cawagub.
Seperti Mahfud MD, Mantan Ketua Mahkamah Konstisusi (MK), Menteri Pertahanan Era Presiden Abdurrahman Wahid, warga nahdiyin serta tokoh NU yang memiliki kedekatan dengan tokoh politik dan kiai di Jawa Timur.
Apalagi Jawa Timur merupakan basis massa nahdiyin. MH Said Abdullah yang merupakan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI sekaligus Bendahara DPW PDI-P Jawa Timur serta dikenal sebagai tokoh politik nasionalis.
Selain itu, nama Achsanul Qasasih, Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI sekaligus mantan Anggota DPR RI 2009-2014, aktif sebagai pengurus DPP Partai Demokrat.
FPM akan melakukan berbagai upaya politik secara massif guna mengkampanyekan tokoh politik nasional dari Madura guna dipertimbangkan oleh partai politik untuk diproyeksikan menjadi cagub/cawagub dalam Pilgub Jatim 2018 mendatang.
“FPM Mendorong beberapa nama potensial seperti Khafifah Indar Parawansa dan Syaifullah Yusuf untuk menggandeng tokoh politik nasional dari Madura,” rincinya.
Sikap FPM mendorong tokoh politik nasional dari Madura didasarkan kepada dua asumsi ilmiah dan filosofis.
Madura masih dijadikan kelas dua untuk berbagai program pembangunan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Demikian dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Madura (IPM) di empat kabupaten masih di angka 6,2. Padahal rata-rata IPM kabupaten/kota di Jawa Timur adalah 7,2.
“Termasuk juga dalam bidang pembangunan insfrastruktur, pemberantasan kemiskinan dan program sosial yang lain,” kata dia.
Tampilnya beberapa tokoh politik dari Madura diproyeksikan mampu mengangkat harkat dan martabat Madura dari keterbelakangan.
“Madura memiliki kontribusi signifikan terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur,” tandasnya. (Zaini)
