Sumenep, SuaraIndonesia-news.com – Menjelang hari raya Idul Adha atau yang dikenal hari raya kurban, semua jenis hewan kurban di Sumenep naik cukup tinggi. Harga hewan kurban kambing yang semula dijual Rp 700 ribu perekor, saat ini dijual Rp 1.500.000 perekor, naik 800 ribu perekor. Sedang sapi bisa tembus Rp 13 juta.
“ Kalau harga kambing sekarang memang cukup mahal, dan itu biasa terjadi setiap tahun ketika menjelang hari raya kurban,” kata Razak (45), pedagang asal Kecamatan Lenteng, Sumenep, Minggu (28/9/2014).
Menurutnya, semakin tua umur kambing maka harga kambing akan semakin mahal. Bisa saja perekornya naik hingga Rp 1 – hingga Rp 1,5 juta perekor, bahkan bisa tembus Rp 2 juta.
Sedang ciri-ciri kambing yang cocok untuk dijadikan kurban, berbadan sehat, gemuk, tidak cacat fisik, panjang dua tanduknya cukup, serta giginya powel. Bila kambing sudah memenuhi kriteria seperti itu, maka akan dibeli mahal oleh masyarakat.
“ Kalau syarat-syaratnya sudah cukup menurut petunjuk agama, maka harganya akan sangat mahal, bisa jadi seekor kambing dijual Rp 2 juta, naik 1 juta dari harga sebelumnya,” sambungnya.
Tidak hanya kambing kurban yang mengalami kenaikan, harga sapi kurbanpun naik Rp 5-7 juta rupiah perekor. Harga sapi yang sebelumnya hanya Rp 10 juta, sekarang dijual Rp 17 juta perekor, naik Rp 7 juta, sedangkan harga sapi yang sebelumnya hanya 8 juta, menjelang kurban dijual Rp 13 juta, naik Rp 5 juta.
“ Saat sekarang harga sapi memang naik cukup tinggi, yakni Rp 5-7 juta rupiah perekor, apalagi hari raya kurban sudah semakin dekat,” kata faisol (36), pedagang sapi asal Kecamatan Bluto, Sumenep.
Ditambahkan, harga sapi yang paling banyak diminati oleh masyarakat yang ingin berkurban, adalah sapi yang harganya maksimal Rp 15 juta. “ Yang paling laris sekarang, sapi yang harganya maksimal Rp 15 juta, lebih dari itu kurang diminati oleh masyarakat,” pungkasnya.
Kepala Dinas Peternakan Sumenep, Arif Rusdi, menghimbau masyarakat yang ingin membeli hewan kurban, agar betul-betul teliti dalam memilih dan membeli hewan kurban. Sehingga hewan yang dijadikan kurban tidak mengandung penyakit, yang bisa membahayakan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya nantinya.
Selain itu pihaknya juga akan melakukan operasi pasar, dan akan melakukan pemeriksaan terhadap jenis hewan yang akan dikurbankan. Dan pihaknya tidak ingin masyarakat yang mengkonsumsi daging kurban terjangkit penyakit.
“ Kami menghimbau masyarakat Sumenep, agar hati-hati dan meneliti terlebih dahulu hewan kurban yang akan dibeli. Sapinya harus sehat agar masyarakat tidak terjangkit penyakit,’’ kata Arif Rusdi.(udien)