Ini Kronologi Terbunuhnya Suntiamah Warga Desa Brengkok

oleh -1,532 views
Rumah korban yang berada di Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan

LAMONGAN, Jumat (31/05/2019) suaraindonesia-news.com – Enam hari pasca terbunuhnya Suntiamah (61) warga Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yang di duga dilakukan oleh sekelompok maling kampung, mulai terkuak.

Meskipun masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian, tiga terduga yang berinisial AAF (17), NDU (16), dan HES Al Bani (16) ketiganya warga Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, pada Jumat (31/5/2019) dini hari tadi sekitar pukul 03:15 WIB, digelandang aparat untuk dilakukan rekontruksi olah kejadian perkara di (TKP).

Usai reka ulang, wartawan media ini mendatangi rumah korban untuk mendapatkan informasi. Berdasarkan keterangan Widiyana (32) istri dari anak korban Dodik Suryanto (35) yang menyaksikan rekontruksi olah kejadian perkara, berdasarkan pengakuan dari para pelaku menjelaskan, bahwa korban meninggal dunia akibat dibenturkan di kusen pintu, dipukul dengan kayu dan ditendang.

“Mak’e, Hj. Suntiamah (65) sepulangnya dari Musholla terlebih dahulu masih sempat menyimpan mukena ke dalam kamar belakang.
Sedangkan ke tiga pelaku sudah berada didalam rumah dengan cara bersembunyi. Pelaku NDU (16) bersembunyi dibalik dinding pintu, sedangkan AAF (17) dan HES AL Bani (16) bersembunyi di balik kursi ruang tamu,” terang Widiyana.

Setelah mak’e (widi biasa memanggilnya) mendengar bunyi seperti ada orang didalam kamar, mencoba membuka kamar ternyata kamar masih dalam keadaan terkunci. Kemungkinan kata Widiyana, pelaku takut ketahuan.

“Kebetulan kamar bersebelahan dengan tempat persembunyian pelaku NDU. Tepatnya di depan pintu. Langsung saja pelaku NDU membackup korban dan membenturkan kepalanya di kusen pintu kamar,” Sambung Widi.

Widi melanjutkan, setelah Mak’e jatuh menunduk langsung ditendang AAF di bagian bawah payudara dan dipukul pakai kayu oleh HES Al Bani di bagian belakang leher (tengkuk), dan hidung. Pelaku NDU yang masih kerabat korban sempat buang air kecil ke kamar mandi sambil mengambil Handuk yang berada di kamar mandi untuk membersihkan darah yang tercecer di lantai.

“Setelah korban terbunuh ke tiga pelaku mengangkat korban ke kamar belakang (tempat korban tidur), dan memposisikan seolah-olah tidur. HES AL Bani dan NDU berperan menghilangkan jejak, AAF mencari barang-barang berharga milik korban lalu kabur. Pada saat kabur pintu depan dalam keadaan terbuka,” pungkasnya.

Sebelum berita ini di rilis, berdasarkan reka ulang yang dilakukan oleh pihak kepolisian di tempat kejadian perkara (TKP) sementara pengakuan dan keterangan awal oleh para pelaku yang di saksikan oleh pihak dari keluarga korban, di duga kuat mereka adalah pelakunya.

Sebelumnya sudah diberitakan oleh media ini, berdasarkan sumber dan keterangan dari berbagai pihak, anggota Satreskrim Polres Lamongan yang mengejar para pelaku sudah membawa lima terduga ke Mapolres Lamongan meskipun kedua pelaku MA (16) dan DS (19) tidak ikut di bawa reka ulang ke Tempat kejadian perkara (TKP). Pihak kepolisan masih terus berupaya melakukan penyelidikan guna mengumpulkan barang bukti. Dalam melakukan aksinya para pelaku masuk rumah melalui genteng atap rumah.

Sementara itu dari pihak Keluarga korban saat ditemui wartawan media ini, selain berharap dari pihak penegak hukum untuk terus mengusut kasus ini sampai tuntas, juga berharap kalau memang mereka pelakunya harus di hukum seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya dan undang-undang yang berlaku.

“Ini keji anak sekecil itu sudah berani mencuri apalagi sampai membunuh. Saya nggak bisa membayangkan kalau mereka-mereka ini sampai lolos dari jeratan hukum,” tegas Titin Komarosarin (anak perempuan korban).

Reporter : Mus
Editor : Amin
Publisher : Imam