Suara Indonesia-news.com – Pergerakan antar negara dan kawasan yang dinamis memungkinkan Indonesia bergerak tumbuh dengan ekonomi yang lebih baik. Untuk mewujudkannya, diperlukan sosok presiden yang tidak hanya fokus pada persoalan dalam negeri tetapi juga politik ekonomi luar negeri. Demikian disampaikan Penasehat Wakil Presiden Boediono, Dewi Fortuna Anwar.
Menurut Dewi, dalam percaturan politik, masalah luar negeri kerap tidak menjadi perhatian. Padahal, era pasar bebas ASEAN yang diberlakukan tahun 2015 sudah di depan mata. Presiden mendatang hendaknya merupakan sosok yang bisa mempersiapkan bangsa menghadapi persaingan ekonomi dengan negara tetangga.
“Kami harapkan, siapapun yang menjadi pemimpin, jangan terlalu melihat ke dalam (negeri) karena nasib bangsa sangat terkait pihak luar, apalagi 2015 ini Masyarakat Ekonomi ASEAN, artinya hampir dalam berbagai bidang sudah terintegrasi, kita tidak bisa menutup diri dan mengabaikan ini,” kata Dewi, di Jakarta, seperti dilansir Jurnas.com.
Kampanye kandidat calon presiden yang akan bertarung pada 2014 ini, lanjutnya, lebih mengedepankan isu dalam negeri seperti korupsi dan keamanan. Padahal, pemimpin yang memiliki wawasan dan pengalaman politik ekonomi luar negeri, serta mampu merespon tantangan dan ancaman luar negeri, sangat diperlukan.
Ini karena ekonomi di Indonesia sangat bergantung pada kebijakan global dan regional. Persoalan ekonomi di Amerika Serikat dan pertumbuhan ekonomi di China, misalnya, berimplikasi pada Indonesia.
“Korupsi itu penting tapi kalau habis waktu ngurusin itu, ngurusin parpol ya tidak berkesudahan, sementara kita mengabaikan hal-hal geopolitik, geoekonomi, kita tidak memperhatikan diri kita dengan pengetahuan maka nanti kalau tidak hati-hati kebijakan luar negeri menjadi kebijakan yang reaktif, kita tidak akan mampu mendesain kebijakan yang komprehensif,” katanya.
Pemimpin mendatang, lanjutnya, harus membuat Indonesia memainkan peran sebagai pemimpin. Di kancah internasional, Indonesia juga terlibat dalam kerjasama seperti Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, dan G20. Pemimpin Indonesia harus mampu memberi inisiatif yang bermanfaat bagi kepentingan nasional.
Guru Besar Rajaratnam School of International Studies Singapura, Leonard Sebastian mengatakan, sosok pemimpin untuk Indonesia diharapkan memiliki gagasan dan kepemimpinan yang baik dalam kerjasama antar kawasan.
“Ekonomi di kawasan ASEAN ini dipengaruhi oleh India, China, Amerika Serikat. Sehingga perlu pemimpin yang mau mencoba peluang baru untuk kawasan emerging market yang positif,” katanya.
Ekonom Bank Dunia Shubham Chaudri mengatakan, butuh pemimpin yang mampu membuat kebijakan yang berdampak jauh ke depan. Perjanjian perdagangan bebas dengan China membawa tekanan bagi Indonesia. Indonesia harus menunjukkan diri mampu bersaing dengan China.
Sumber : AyoGitaBisa.com