Ikut Serta dalam FGD KPU, Ini Pesan Kohati Badko Jatim

oleh -231 views

SURABAYA, Kamis (12/102017) suaraindonesia-news.com – Dipimpin Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro, FGD Pembatan Maskot, Tagline, Mars, dan Jingle berjalan lancar dan cukup efisien.

Dalam pembukaannya Gogot Cahyo Baskoro menyampaikan bahwa Maskot, Tagline, Mars dan Jingle Pilkada bertujuan untuk mengajak masyrakat turut serta dalam menyukseskan penyelenggaraan Pilkada. Dengan konten dan kemasan yang tepat, Maskot, Tagline, Mars dan Jingle akan sangat efisien dalam menggerakkan masyarakat secara sadar untuk siap memilih.

Hasil rumusan tersebut akan dijadikan bahan oleh KPU Jatim dalam membuat Maskot setelah FGD dilesenggarakan.

“Hasil rumusan Maskot akan diperlihatkan kembali dengan mengundang para peserta FGD 2-3 minggu kemudian,” ujar Gogot menutup FDG.

Menyadari pentingnya hal tersebut, Kohati Jatim mengingatkan kepada peserta FGD pengtingnya unsur gender dalam pembuatannya. Hal ini diungkapkan karena mengingat selama ini hal tersebut tidak terlalu diperhatikan, terutama dalam pembuatan Maskot.

“Terlihat dalam maskot-maskot pilkada sebelumnya, maskulinitas sangat menonjol. Padahal sangat penting unsur feminim dimasukan untuk meningkatkan angka pemilih perempuan. Selain itu dengan sangat menonjolnya sisi maskulin, Pilkada seperti lebih mengutamakan keiukutsertaan pemilih laki-laki” jelas Ima, perwakilan Kohati Jatim.

Hal ini juga didukung oleh Muhammad Arbayanto, Anggota KPU Jatim, menurutnya sudah cukup banyak organisasi dan aktivis perempuan yang memprotes tampilan Maskot Pilkada yang sangat maskulin.

“Hal itu ada benarnya karena dengan tampilan yang seperti itu terkesan kekuasan dan kedudukan dalam pemenangan Pilkada hanya diperuntukkan untuk laki-laki,” Ujarnya, ketika dimintai tanggapan oleh pemandu FGD.

Tidak sedikit peserta FGD juga mendukung akan hal ini. Sehingga ketika dalam diskusi kelompok Maskot, muatan materi gender tidak dilupakan untuk dimasukan. Sisi feminim diperlihatkan dalam Tari Remo, namun untuk menghindari bias gender maka yang digunakan hanyalah seragam tari Remo dan gerakannya. (Ikal)

Tinggalkan Balasan