SAMPANG, Kamis (29/11/2018) suaraindonesia-news.com – Temuan penting berhasil diungkap pihak kepolisian Mapolres Sampang, terkait penembakan Subaidi. Dari hasil pengembangan dan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Subaidi, seorang PPS asal Dusun Pandian, Desa Tamberu Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, jajaran kepolisian setempat menemukan sejumlah bukti lain. Berupa Senjata Api (Senpi) model bareta serta 20 butir peluru aktif kaliber 9 mm atau standar milik pasukan militer.
“Saat kejadian penembakan tersangka Idris membawa dua senpi, jenis pen gun dan bareta,” kata Kapolres Sampang, AKBP Budi Wardiman, Kamis (29/11/2018).
Lebih lanjut Budi menjelaskan, sebelum ditemukan pistol, pihaknya mencurigai hasil tembakan yang menembus tubuh korban. Hasil tembakan merata dan rapi menyerupai senpi. Sehingga, forensik yang dikirim ke polda Jatim menyatakan jika yang digunakan tersangka Idris untuk menembak korban yakni pistol jenis bareta buatan Itali.
“Di lokasi kejadian, ditemukan satu peluru aktif dan selongsong,” jelas Budi.
Masih kata Budi, setelah menembak, pelaku kabur ke rumah kosong dengan panduan temanya inisial J yang saat ini telah diamankan di Mapolres. Kemudian senjata api bareta disembuyikan tersangka. Lalu untuk mengelabui polisi, Idris meledakan lagi satu amunisi mengunakan pen gun rakitan yang pertama kali dijadikan barang bukti oleh kepolisian.
Darimana tersangka mendapatkan pistol bareta itu? Budi mengatakan bahwa tersangka membeli dari warga Sokobanah inisial HA yang saat ini telah ditetapkan sebagai DPO.
“Tersangka membeli pistol bareta itu seharga Rp 5 juta sekitar Agustus 2018 kemarin,” imbuhnya.
Sementara dari keterangan 13 orang saksi yang sudah diperiksa, penembakan Subaidi tidak ada unsur seperti politik maupun SARA. Penembakan karena murni sakit hati atas ungahan video korban di facebook.
“Dari pengakuan tersangka, yang menelpon untuk mengobati gigi tak lain adalah tersangka sendiri (Idris). Kemudian di tengah jalan, tersangka menembak korban, artinya kasus ini bisa saja masuk dalam kategori pembunuhan berencana, tetapi masih terus lakukan penyidikan,” ujarnya.
Untuk diketahui, Subaidi meninggalkan satu orang anak laki-laki berusia 1 tahun dan istri bernama Nurfaizah yang konon dalam kondisi hamil muda. Subaidi menjadi korban penembakan di wilayah perbatasan Desa Sokobanah Tengah-Sokobanah Laok, Rabu, 21 November 2018 lalu. Ketika itu dia melakukan perjalanan mendatangi penelpon karena diminta jasanya sebagai ahli gigi. Tetapi bukan uang yang didapat melainkan timah panas menembus dada PPS Kecamatan Sokobanah ini hingga meninggal dunia.
Reporter : Nora/feri
Editor : Amin
Publisher : Imam