DEPOK, Kamis (25/09) suaraindonesia-news.com – Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kota Depok. Volume sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung setiap harinya mencapai ribuan ton. Tanpa perubahan perilaku warga, beban ini akan terus bertambah.
Di tengah tantangan tersebut, warga RT 01 RW 08 Kelurahan Sawangan Baru, Kota Depok, mengambil langkah berbeda. Mereka memutuskan memulai dari rumah masing-masing: memilah sampah organik dan anorganik. Gerakan ini dipelopori oleh ibu-ibu Warhidal (Warga Hiji Dalapan) dan didukung penuh pengurus RT serta Bank Sampah setempat.
Sampah anorganik, seperti plastik, kardus, dan botol bekas, dikumpulkan untuk kemudian ditimbang di Bank Sampah Warhidal. Dari situ, sampah yang semula dianggap tak berguna bisa bernilai ekonomi, menjadi pemasukan tambahan untuk keluarga.
Sementara itu, sampah organik ditampung dalam tong khusus. Setiap Senin dan Kamis, petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Depok mengangkutnya untuk diolah menjadi pupuk kompos dan pakan magot.
“Ibu-ibu ibarat ujung tombak dan garda terdepan untuk pemilahan sampah dari rumah. Makanya kami terus mendukung dengan menyediakan ember kecil untuk masing-masing rumah,” ujar Suryana Yusuf, Ketua Bank Sampah Warhidal.
Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Nasiah Munawar, Ketua RT 01 RW 08.
“Pemilahan sampah ini jadi salah satu program prioritas RT. Dan ibu-ibu Warhidal siap menyukseskannya,” katanya.
Sosialisasi program dilakukan lewat kegiatan yang dekat dengan keseharian warga, seperti pengajian rutin ibu-ibu yang digelar setiap Kamis siang. Dari ruang pengajian inilah semangat mengelola sampah disebarkan.
“Sebagai Ketua pengajian, saya sangat mendukung kegiatan ini. Karena kebersihan kan sebagian dari iman,” tutur Hj. Suryanti Djunaedi.
Pernyataan itu disambung oleh Ustj. Siti Aisyah Murodih, pembimbing pengajian, yang menegaskan, “Ya, ibadah bukan hanya shalat, puasa, zakat, dan ngaji. Mengelola sampah pun bagian dari ibadah.”
Dorongan itu kian menguat ketika pengurus Bank Sampah mengusulkan adanya deklarasi resmi. Ide tersebut langsung disambut baik oleh ketua RT, pengurus pengajian, dan para ibu-ibu Warhidal.
Dalam deklarasi yang digelar sederhana namun penuh semangat, para ibu menyatakan kesiapan mereka memisahkan sampah organik ke ember organik, serta menyerahkan sampah anorganik ke Bank Sampah.
Langkah kecil ini diyakini akan membawa dampak besar, bukan hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi perubahan budaya masyarakat dalam mengelola sampah sejak dari rumah.