NIAS, Rabu (13 September 2017) suaraindonesia-news.com – Indonesia yang kaya akan hasil alamnya ternyata masih terdapat orang yang hidup di garis kemiskinan.
Terbukti, Bezisokhi Lawolo bersama 4 orang anaknya hidup pas pasan di Gubuk reot beratap rumbia yang hampir tak tertutup papan.
Dengan penuh keterbatasan Bezisokhi masyarakat Desa Sogaeadu, Kecamatan Sogaeadu, Kabupaten Nias, Sumatera Utara itu dapat menyekolahkan ke 4 anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar tanpa mendapat bantuan pemerintah seperti PKH, KIP, dan lainnya.
Dikunjungi Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak (TRC PA), yang langsung dipimpin oleh Korda TRC PA Kabupaten Nias Marinus Mendrofa bersama Korwil TRC PA Sumut beserta jajaran serta pengurus TRC PA Kota Gunungsitoli.
Dalam kunjungannya, TRC PA menyaksikan dan melihat secara langsung keadaan tempat tinggal Bezisokhi bersama ke 4 anaknya dan memastikan ke 4 anak Bezisokhi tetap bersekolah serta memberikan bantuan sosial alakadarnya kepada Bezisokhi.
Kepada awak media ini, Bezisokhi mengatakan jika dirinya sudah lama hidup miskin.
“Sejak di tinggal pergi istri entah kemana tanpa pemberitaan, saya tetap berusaha membesarkan ke 4 anak saya, dengan bekerja memanjat pohon kelapa kepada orang dengan upah tak menentu anak saya bisa bersekolah, saya mengharap agar Pemerintah peduli dengan pendidikan anak saya serta dapat melihat hidup kami yang sederhana,” tutur Bezisokhi sambil menangis.
Lebih lanjut, Bezisokhi mengucapkan terimakasih banyak atas kunjungan sosial TRC PA terhadap dirinya bersama ke 4 anaknya.
“Terimakasih TRC PA karena sudah melihat secara langsung kehidupan keluarga saya ini serta berbagi kasih kepada kami, semoga Tuhan menolong kalian,”ucapanya.
Sebagai tokoh masyarakat, Faonasokhi Zandroto membenarkan bahwa Bezisokhi hidup serba kekurangan bahkan tak punya tanah milik sendiri.
“Bezisokhi memang hidup digaris kemiskinan bahkan dia tidak punya setapak tanah, tempat saat ini dia tinggal itu bukan miliknya namun itu milik saudaranya,” tutur tokoh masyarakat itu. (Aro)