BANYUWANGI, Senin (25 September 2017) suaraindonesia-news.com – Harga cabe di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, sudah mulai tidak setabil, kondisi ini sudah dirasakan pera petani setempat beberapa pekan terakhir.
Biasanya, harga cabe di Kecamatan Wongsorejo paling murah ketika masuk masa panen Rp 20.000, namun sekarang hanya mampu terjual kisaran harga Rp 5000 per kilogramnya.
“Ini sangat tidak menguntungkan pada petani, sebab biaya tanam dan perawatan sudah sangat tinggi belum harga pupuk dan ongkos buruh juga tinggi,” ujar Sugiarno petani asal Desa Alas Rejo Wongsorejo kepada media ini, Senin (25/9/2017)
Dampak yang dirasakan para petani ketika harga cabe anjlok, untuk mengembalikan modal saja susah, apalagi modal petani pinjam bank BRI lewat KUR.
Baca Juga: Gratis, Warga Prodeo Banyuwangi Nikah Massal
“Jangankan untung, sampai cabe habis belum bisa terkumpul modalnya, ini yang jadi masalah,” imbuhnya.
Hal senada dirasakan oleh petani Asal Desa Bengkak Alimudin, ia mengeluh dengan harga cabe yang turun sangat drastis.
Menurutnya, pendapatan petani mengalami kerugian yang sangat banyak, disamping itu petani Wongsorejo umumnya mengandalkan cabe sebagai mata pencaharian utama.
Para petani berharap, pemerintah setempat dan instansi terkait juga bisa membantu memberi solusi terkait anjloknya harga cabe di Kecamatan Wongsorejo.
“Terutama kami mohon pada penyuluh pertanian supaya juga mengerti tentang tidak setabilnya harga cabe, minimalnya memberi solusi kepada para petani disini,” pintanya. (Harto)