Hadiah Tumpeng Buat Sang Badak - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Sosial Budaya

Hadiah Tumpeng Buat Sang Badak

×

Hadiah Tumpeng Buat Sang Badak

Sebarkan artikel ini
badak2
Saat pemberian Tumpeng buat sang Badak

Bogor, Suara Indonesia-News.Com – Hari ini, tepat pada 22 September 2015 dunia memperingati ‘Rhino International Day’ (Hari Badak Internasional). Peringatan Rhino Day awalnya dipelopori WWF-Afrika Selatan pada 2010 sekaligus menjadi tonggak  sejarah Peringatan Hari Rhino Internasional di seluruh dunia untuk pertama kalinya. Sejak itulah setiap tanggal 22 September ditetapkan sebagai Hari Rhino Internasional.

Puncak peringatan “Rhino International Day’ di Taman Safari Indonesia II (22/9) ditandai dengan 3 buah tumpeng raksasa berhias berbagai macam buah-buahan disiapkan secara khusus untuk 3 ekor badak putih koleksi Taman Safari Indonesia II yang bernama Winnie, Yuri dan Hans.

“Ini adalah moment penting bagi kita semua untuk selalu mengingatkan tentang ancaman nyata badak di seluruh dunia dari kepunuhan. Kami yakin tidak sendiri, karena teman-teman media yang hadir hari ini akan membantu menyebarkan informasi ini kepada lebih banyak orang,” ungkap General Manager Taman Safari Indonesia II IK Gunarta dalam keterangan persnya.

Dihadapan lebih dari 20 media cetak, online dan elektronik yang hadir dalam peringatan ini, Gunarta menjelaskan, upaya serius Taman safari Indonesia II dalam melestarikan badak.

“Kami memiliki 3 ekor badak berjenis badak putih Afrika yang sampai hari ini sedang kami upayakan untuk dikembangbiakan. Kesulitannya tentu faktor alam karena badak-badak ini bukan dari Indonesia,” imbuhnya.

Meski begitu lanjut Gunarta, keberhasilan Taman Safari Indonesia Bogor yang telah berhasil mendapatkan bayi badak memacu semangat Taman safari Indonesia II untuk mengawinkan badak-badak ini dan menyusul keberhasilan Taman safari Indonesia Bogor.

Badak memang menjadi salah satu satwa yang kini terancam populasinya. Ironisnya, dua spesies yang dinyatakan terancam punah ini ada di Indonesia, yaitu badak Jawa dan badak Sumatera. Jika upaya penyelamatan tidak segera ditingkatkan maka dipastikan tidak akan ada lagi badak di muka bumi.

Bahkan, sebuah artikel yang diturunkan National Geographic menyebutkan, badak hitam secara resmi telah punah. Satwa asal Afrika ini terakhir terlihat pada 2006 lalu.

Baca Juga :  Film Filosofi Kopi Sebuah Pemahaman Soal Arti Kopi

Indonesia sendiri saat ini hanya menyisahkan 50 ekor badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)  dan hanya bisa ditemui di Taman Nasional Ujung Kulon. Sementara, populasi badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) juga dalam kondisi yang tidak kalah kritisnya.

 Saat ini diperkirakan hanya sekitar 200 individu badak Sumatera yang tersebar di Sumatera bagian utara dan selatan.

Sebagai satu-satunya pusat konservasi satwa terbesar di Jawa Timur, Taman Safari Indonesia II memiliki tanggungjawab untuk menyelematkan badak dari kepunahan. Meski hanya memiliki 2 ekor jantan dan 1 betina berjenis Ceratotherium simum (Badak Putih), Taman Safari Indonesia hingga hari ini terus berupaya melakukan aktifitas pengembangbiakan dan pelestarian. Badak putih memang bukan spesies asli Indonesia, namun satwa yang di alam liar tersebar di Afrika bagian utara dan selatan ini juga telah masuk dalam daftar satwa yang terancam punah.

Pada kesempatan berbeda, Dokter Taman Safari Indonesia II, Drh Nanang menyampaikan secara detail kondisi terbaru badak di seluruh dunia saat mengajak awak media berkeliling ke zona badak.

Menurut Nanang, kondisi badak sudah sangat mengkhawatirkan dan nyaris punah. Untuk itulah, pihaknya secara konsisten berupaya mengembangbiakan badak putih ini di Taman Safari Indonesia II.

“Sungguh tanggungjawab dan tantangan yang besar bagi kami sebagai pusat konservasi untuk menjaga badak dari kepunahan,” lanjut Nanang pada awak media. Dokter yang dikenal ramah ini juga berbagi pengalaman kepada awak media tentang upayanya menembangbiakan badak. Termasuk juga tentang standarisasi makanan hingga pengawasan khusus menyangkut animal welfare dan kesehatannya.

Sekedar informasi, lebih dari 250 spesies satwa yang saat ini dimiliki Taman safari Indonesia II hampir semuannya mampu berkembangbiak dengan baik.  Bahkan, untuk satwa rusa, Taman Safari Indonesia II memiliki koleksi melimpah. Rusa-rusa ini cepat beradaptasi dan terus berkembangbiak di Taman yang berlokasi di lereng gunung Arjuna tersebut.

Baca Juga :  Blora Wedding Festival 2025 Dorong Kreativitas dan Ekonomi Lokal

Bahkan pada Juli lalu, Taman Safari Indonesia II secara beruntun berhasil melahirkan 4 ekor anak singa. Sepasang induk singa bernama Galuh dan Feby, tepatnya pada 8 Juli lalu, berhasil melahirkan 2 ekor singa jantan dan seekor singa betina. Selang 2 hari kemudian, galuh yang dipasangkan dengan induk betina lainnya yang bernama Josin lagi-lagi berhasil melahirkan seekor singa betina.

Namun, ini nampaknya belum berlaku untuk Badak Putih. Ya, Badak Putih masih jadi PR tersendiri bagi Taman Safari Indonesia II. Pihak pengelolah masih mencari cara tepat untuk mengembangbiakan satwa eksotik asal daratan Afrika itu.  Mengawinkan badak memang bukan pekerjaan mudah. Para keeper TSI 2 pun sampai hari ini masih berusaha mengawinkan badak putih itu. Ini tentu akan menjadi tantangan bagi Taman Safari Indonesia II sebagai bagian dari upaya melestarikan badak di dunia.

Kondisi alam yang masih sangat mendukung di Taman Safari Indonesia II ditambah lagi sejuknya udara pengunungan menciptakan kondisi yang sempurna bagi satwa-satwa ini untuk berkembang biak. Bermodal topografis ini, Taman Safari Indonesia II menyakini akan berhasil mengembangbiakan badak putih layaknya satwa-satwa lain yang lebih dulu telah berkembang baik. Belum lagi, pengawasan ketat tim dokter dan kesabaran para keeper  untuk merawat satwa-satwa ini membuat harapan hidup satwa –satwa ini lebih lama dibandingkan saat berada di habibat liarnya.

Para peneliti dan dokter hewan sepakat, satwa yang berada dalam zona konservasi seperti Taman Safari Indonesia II ini memang memiliki usia yang lebih lama daripada satwa yang berada di alam liar.  Ini bisa terjadi lantaran seleksi alam yang terjadi di alam liar seperti persaingan mencari makan atau pasangan dan juga penyakit menjadi salah satu faktor turunnya harapan hidup satwa saat berada di alam liar.

Selamat Hari Badak Internasional, semoga satwa ini segera lepas dari ancaman kepunahan.(Adhi).