SUMENEP, Senin (31/07/2023) suaraindonesia-news.com – Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar) berunjuk rasa di depan kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.
Pasalnya Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra menyampaikan bahwa bantuan insentif guru non PNS dan non P3K akan dicairkan pada akhir Juni lalu, namun sampai kini belum ada kejelasan. Bantuan tersebut akan diberikan kepada 5.050 guru yang masing-masing menerima Rp 1,5 juta. Total anggaran Rp 7,575 miliar.
Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Mitahul Arifin mengatakan, seluruh calon penerima sebelumnya sudah dimintai SPJ oleh Disdik Sumenep. Hal ini dinilai oleh GEMPAR sebagai kebobrokan yang ditutup-tutupi.
“Mestinya SPJ itu diminta setelah bantuan cair, ini belum cair sudah diminta. Atau jangan-jangan itu sudah ditilap semua uang bantuannya,” terangnya.
Pihaknya meyakini bahwa terjadi kongkalikong dalam mempermainkan anggaran insentif guru itu.
“Itu anggaran 2022 tidak dicairkan, terus nanti misal akan dicairkan pada 2024, berarti anggaran 2022 hilang kemudian dianggarkan lagi pada 2023, jadi kan dianggarkan dua kali tapi cair sekali, itu perkiraan kami,” tegasnya.
Lebih lanjut, Miftah menegaskan bahwa karena Kadisdik tidak profesional sehingga menurut Miftah Kadisdik lebih baik mundur.
“Kami tidak akan berhenti di sini hingga semuanya transparan. Kadis Agus tidak pantas lagi menjabat dia pantas untuk dipecat bahkan dibuang dari lingkaran pemerintahan Sumenep,” pungkasnya.
Reporter : Ari
Editor : Wakid Maulana
Publisher : Nurul Anam