RegionalSosial Budaya

Etnis Rohingya Ditolak Warga, UNHCR Dituding Buang Badan

Avatar of admin
×

Etnis Rohingya Ditolak Warga, UNHCR Dituding Buang Badan

Sebarkan artikel ini
IMG 20221125 181604
Foto: Kondisi warga Etnis Rohingnya di Aceh Utara saat ditolak warga Muara Batu. Sebanyak 110 warga perahu terkait diusung ke Kantor Bupati Aceh Utara, Kamis (24/11/2022) kemarin, guna mendapatkan penanggulangan penampungan Imigran.

ACEH UTARA, Jumat (25/11/2022) suaraindonesia-news.com – Sebanyak 110 jiwa warga Rohingnya yang terdampar di perairan pesisir pantai Desa Meunasah Lhok, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, pada Selasa (15/11/2022) kemarin, kini ditolak warga.

Diketahui, pada Kamis (24/11/2022) kemarin sekitar pukul 18.30 WIB, warga asing keturunan Rohingnya tersebut dikirimkan ke Kantor Bupati Aceh, di Lhoksukon.

Warga terkesan ditelantarkan dan kurang perhatian. Sebelumnya, warga yang kini disebut ‘manusia perahu’ ini sempat diamankan di dua titik terpisah, antara Desa Blueka Teubai dan Meunasah Lhok, Kecamatan Muara Batu.

Amatan wartawan, etnis Rohingya tersebut dibawa dengan menggunakan dump truck dan diturunkan di depan kantor Bupati Aceh Utara dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, dengan kondisi cuaca di bawah curah hujan.

Informasi lainnya menyebut, dikarenakan tidak ada tempat yang layak untuk berteduh, akhirnya setelah berkoordinasi dengan pihak imigrasi, Pemerintah Aceh Utara membawa ratusan Etnis Rohingya tersebut ke kantor imigrasi lama di Punteuet yang sudah kosong dan tidak ditempati lagi. Namun, lagi-lagi mereka menerima penolakan oleh warga di sana.

“Situasi saat itu pun sempat tegang dan memanas, antara warga setempat dan para petugas Satpol PP yang membawa para pengungsi Rohingya tersebut. Alasan mereka menolak karena di tahun-tahun yang lalu mereka sudah pernah menampungnya, namun mereka sempat kewalahan dikarenakan tidak adanya kepedulian dari pihak UNHCR,” ujar salah satu aktivis muda, Muhammad Azhar yang juga ketua LSM Gerakan Aceh Membangun (GRAM), Jumat (25/11).

Dibalik kejadian tersebut sejauh ini pemerintah Kabupaten Aceh Utara belum mengeluarkan statemen terkait keberadaan warga asing tersebut. Aceh bukan nama yang asing untuk melabuhkan perahu darurat mereka sewaktu-waktu.

Baca Juga :  Semarak Menyambut Hari Kemenangan, Desa Banyubang Gelar Lomba Takbir Keliling

Dimana, The UN Refugee Agency (UNHCR) yang disebut-sebut memiliki andil besar dan bertanggung jawab atas keberadaan etnis Rohingya.

Ironisnya, mereka hengkang disaat permasalahan terjadi. Bahkan, UNHCR membuang badan dan menghindari konfirmasi wartawan.
Spekulasi pun muncul, dimana kehadiran warga asing si ‘Manusia Perahu’ tersebut sebagai lading rupiah UNHCR.

Baca Juga :  Disdukcapil Sumenep Tekankan Penggunaan Identitas Kependudukan Digital untuk Tingkatkan Efisiensi Layanan Publik

UNHCR disinyalir lepas tanggung jawab atas warga penampungan asing itu. Sementara pihak International Organization for Migration (IOM), kepada wartawan menuturkan, bahwa pihaknya hanya bertugas di camp pengungsian saja dan memberikan kebutuhan dasar, supaya kebutuhan dasarnya terpenuhi. Sementara di depan kantor Bupati tidak ada camp pengungsian.

“Kami hanya melakukan observasi, dimana para pengungsi tersebut di tempatkan oleh Pemerintah Daerah, semua tergantung Pemerintah Daerah,” ujar Panji, duta IOM untuk Aceh.

Sebelumnya, 110 pengungsi Rohingya asal Negeri Myanmar ini terdampar di pesisir pantai Meunasah Lhok, Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, pada 15 November lalu.

Sudah 10 hari mereka berada di kantor Camat Muara Batu, setelah sebelumnya selama tiga hari berada di Meunasah Lhok. Warga juga membawa pengungsi ke kecamatan karena tidak memungkinkan tempat ibadah masyarakat ditempati pengungsi secara terus-menerus, sebab dapat mengganggu aktifitas ibadah masyarakat setempat.

Reporter : Efendi Noerdin
Editor : M Hendra E
Publisher : Nurul Anam