MAMASA, Senin (27/11/2023) suaraindonesi-news.com – Duta Besar Portugal Rudy Alfonso pria kelahiran Mambi, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) 15 September 1965 setelah menyelesaikan studinya di Sekolah Dasar (SD) Mambi.
Orang tuanya menyekolahkan di SMP Katolik Messawa, karena perpanjangan tahun ajaran sehingga dirinya menyelesaikan studinya selama tiga setengah tahun, lalu melanjutkan studinya di SMA 1 Pare-Pare Sulawesi Selatan pada tahun 1981.
“Bukan karena saya bodoh tapi program pemerintah waktu itu perpanjangan tahun ajaran,” ungkapnya.
Cita-cita Rudy Alfonso waktu itu hanya Polisi Kehutanan terinspirasi dari salah satu gurunya sewaktu masih duduk di SMP Katolik.
Baca Juga: Terima Duta Besar Portugal, Pj Bupati Mamasa: Kami Berbangga
Namun nasib menentukan lain, semua cita-cita berubah, ayahnya meminta untuk jadi dokter, namun Rudy tidak begitu suka dengan dokter. Karena tidak mau mengecewakan sang ayah dirinya mendaftar namun tidak lulus.
“Karena saya takut lihat darah, makanya saya tidak serius ikut tes,” bebernya.
Selain itu dirinya juga mengambil jurusan administrasi di IKIP, berkat tawaran salah seorang temannya, akhirnya lulus di IKIP.
Setelah itu Rudy jalan-jalan ke rumah saudaranya di Makassar lalu mendapat selebaran penerimaan sekolah gratis dan mendapat tunjangan dinas di Jakarta.
Ia mengatakan dirinya tidak pernah bermimpi akan ke Jakarta, ke Makassar saja sudah sangat luar biasa buatnya.
“Kemudian kami mendaftar masukkan berkas waktu itu di Kodam Hasanuddin,” Ujarnya.
Karena tekadnya hendak pulang kampung dengan pangkat letnan sehingga Rudy begitu semangat. Sehingga mendaftar sebagai calon mahasiswa Akademi Sandi Negara.
“Saya waktu itu tidak tau kerjanya apa setelah lulus, hanya karena gara-gara gratis,” ungkapnya.
Dari 800 orang mendaftar di Kodam waktu itu hanya 2 orang yang lulus, termasuk saya dan 1 temannya dari IKIP juga dia dari Sinjai.
“Kami berangkat ke Jakarta menggunakan Kapal Kambuna transit di Surabaya lalu ke Tanjung Priok,” Tuturnya.
“Sampai disana kami tes lagi keseluruhan 165 orang. Dari 165 orang itu hanya 15 orang yang di terima,” Imbuhnya.
Rekam jejak Rudy Alfonso mengantarkan bahwa dirinya pernah bekerja di sejumlah institusi seperti Biro C Lembaga Sandi Negara.
Rudy juga pernah menjabat sebagai Pejabat Fungsional di Departemen Luar Negeri. Atase KBRI/PTRI di Wina, Austria.
Selain itu, Rudy juga pernah menjadi Sekretaris Ketua Otorita Batam, Direktur Eksekutif Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) dan di Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APKASI).
Reporter: Kang Sukir
Editor: Amin
Publisher: Eka Putri