SUMENEP, Senin (11/12/2017) suaraindonesia-news.com – Setelah sempat ramai diberitakan dugaan meubeler fiktif tahun anggaran 2015 di Desa Kambingan Timur, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur, kini beredar kabar adanya upaya sabotase dari salah seorang perangkat desa setempat yang ingin menghilangkan barang bukti.
Barang bukti yang dimaksud, adanya upaya menghapus stempel nama ADD 2015 yang melekat pada kursi di malam hari.
“Semalam ada yang menyelinap masuk, hendak menghapus nama yang tertera di kursi tersebut, namun keburu diketahui pemilik rumah,” terang salah seorang warga setempat yang meminta namanya dirahasiakan, Senin (11/12).
Selain itu, dugaan upaya sabotase tersebut nampaknya akan semakin runcing, karena dalam waktu dekat pemilik kursi mengaku akan memempuh jalur hukum.
“Kami sangat tidak terima perlakuan ini. Untuk itu kami akan melaporkan ke Kepolisian,” kata Siakmu singkat.
Berdasarkan informasi yang dihumpun media ini, kursi milik warga setempat yang beberapa waktu lalu dipinjam perangkat desa diduga untuk mengelabuhi petugas dari dinas terkait saat melalukan kroscek realisasi program.
Diketahui, tahun anggaran 2015 Desa setempat mendapat suntikan dana untuk pembelanjaan meubeler yang bersumber dari APBD. Namun pembelanjaan meubeler berupa kursi untuk kepentingan kelengkapan di balai desa setempat diduga fiktif.
Bahkan, dugaan bantuan fiktif itu pernah mencuat ke permukaan, karena pihak inspektorat Kabupaten Sumenep sempat melakukan klarifikasi dengan mendatangi kepala desa setempat di balai desa beberapa waktu lalu.
Namun, saat itu pihak desa diketahui melakukan sabotase dengan cara meminjam kursi milik warga setempat sebagai bukti terealisasinya anggaran.
Bahkan, anehnya kursi yang dipinjam sempat disemprot dengan sampul ADD 2015 diduga kuat untuk mengelabuhi petugas.
Terpisah, Kepala Desa Kambingan Timur Halik saat hendak dikonfirmasi di balai desa tidak bisa ditemui, bahkan di datangi ke rumahnya beberapa kali tidak ada.
“Bapak (Kades,red) lagi keluar mas,” kata salah seorang di rumah Kepala Desa kepada suaraindonesia-news.com.
Tidak cukup sampai disitu, kami mencoba menghubungi nomor pribadi yang biasa digunakan pun tidak ada jawaban, walau terdengar nada sambungnya aktif. (D. Ivan/Jie)